Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 26 Desember 2023 | 12:17 WIB
Raffi Ahmad ditemui di Kebagusan, Jakarta Selatan pada Jumat (22/12/2023). [Suara.com/Rena Pangesti]

SuaraJogja.id - Pembangunan beach club yang rencananya akan didirikan di Pantai Krakal,Gunungkidul oleh Raffi Ahmad ditentang oleh Walhi. Bukan tanpa alasan, tempat hiburan tersebut dipastikan dibangun di atas karst yang bisa jadi merusak lingkungan.

Menanggapi hal tersebut, Raffi Ahmad angkat bicara. Menurutnya ia belum banyak mendengar kritikan dari Walhi terhadap rencana pembangunan beach club tersebut.

Raffi Ahmad sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan Bupati Gunungkidul, Sunaryanta terkait rencana tersebut, kendati demikian ia belum banyak memberikan jawaban.

"Kemarin sudah ada bupatinya. Tapi kalau yang itu [penentangan Walhi] nanti dulu saja," kata Raffi Ahmad, Selasa (26/12/2023).

Baca Juga: Beach Club Raffi Ahmad yang bakal Dibangun di Gunungkidul Dikecam Walhi, Pemda DIY Tegaskan Hal Ini

Lebih lanjut, Raffi tidak tahu menahu jika rencananya tersebut justru ditentang sebagian kelompok pemerhati lingkungan. Suami Nagita Slavina ini bakal berkomunikasi lagi dengan pihak terkait.

"Nanti, nanti kita tanya lagi seperti apa. Saya baru tahu itu [kritik Walhi] dari temen-temen," sebut dia.

Rencana pembangunan beach club sendiri mendapat kecaman dari Walhi. Pasalnya, kondisi pantai Krakal yang dibangun di atas karst, akan berdampak pada lingkungan sejauh pembangunan itu berjalan.

"Kawasan karst merupakan kawasan lindung geologi yang harus dilindungi," kata Elki Setiyo Hadi, Kepala Divisi Kampanye dan Data Informasi Walhi Jogja.

Walhi mendesak agar pemerintah mengevaluasi rencana pembangunan beach club tersebut yang berpotensi besar merusak lingkungan.

Baca Juga: Niat Habiskan Libur Nataru di Jogja, D'Girijati Resort and Beach Club Hadirkan Pengalaman Baru untuk Wisatawan

Kendati begitu, Pemda DIY mengatakan bahwa pembangunan tempat hiburan atau sejenisnya di Gunungkidul harus memperhatikan lingkungan. Para investor juga harus sudah menyelesaikan persoalan tersebut jika berniat untuk berinvestasi di destinasi wisata.

"Investasi yang kita desain itu investasi yang tidak polutan, karena di sekitar kita banyak situs, cagar budaya, candi dan sebagainya," ujar Sekda DIY Beny Suharso, beberapa waktu lalu.

Tidak hanya soal lingkungan, investor disarankan untuk memberdayakan warga lokal yang ada di wilayah tempatnya membangun usaha.

Load More