SuaraJogja.id - Kepala sekolah salah satu SD swasta di Kota Yogyakarta melaporkan dugaan tindak kekerasan seksual oleh seorang guru atau fasilitator di sekolahnya. Disebutkan ada 15 siswa yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Elna Febi Astuti, kuasa hukum kepala sekolah menuturkan kasus ini berawal dari siswa kelas enam SD sekolah tersebut yang melapor ke guru kelas terkait dengan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru mata pelajaran konten kreator.
"Jadi anak-anak kelas enam ini mengeluh atau mengadu terhadap guru untuk kejadian yang dimulai sejak bulan Agustus sampai Oktober," kata Elna ditemui di sela pelaporan di Mapolresta Yogyakarta, Senin (8/1/2024).
Guru kelas yang mendapat aduan itu lalu merapatkan dengan kepala sekolah. Kemudian diputuskan untuk melakukan penyelidikan secara internal terlebih dulu oleh sekolah.
"Jadi satu kelas itu mengadu masing-masing. Akhirnya aduan dicatat dibuat catatan sehingga, pihak sekolah melakukan penyelidikan internal," ucapnya.
Dari hasil penyelidikan tersebut baru terungkap beberapa perlakuan yang tidak senonoh dari guru mata pelajaran konten kreator tersebut. Tak hanya kekerasan seksual tapi juga meliputi ancaman fisik.
"Ditemukan beberapa perlakukan kejadian itu seperti dipegang kemaluannya, terus kekerasan tidak hanya seksual tapi kekerasan fisik diberikan pisau di leher, terus ancaman pahanya dielus-elus pakai pisau, dipegang pahanya, diajak nonton video dewasa, terus diajarin bagaimana memesan open bo di aplikasi karena terduga pelaku ini pengajar mata pelajaran konten kreator," kata dia.
Berdasarkan temuan tersebut akhirnya sekolah memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Disampaikan Elna, ada 15 siswa kelas enam dengan rentan usia 11-12 tahun baik laki-laki maupun perempuan yang menjadi korban dalam peristiwa ini.
Ia menyebut beberapa korban bahkan sampai merasa trauma akibat kejadian itu. Mengingkat kejadian itu dilakukan di lingkungan sekolah pada jam pelajaran.
"Ada [yang trauma], ada yang sampai megatakan jangan laporan karena takut. Banyak sih kan efek domino melihat temannya karena itu tidak hanya, misalnya satu korban tapi bisa disaksikan dua tiga orang karena terjadi di sekolah, di kelas dan di luar kelas tapi ranah di lingkungan sekolah," ungkapnya.
Berdasarkan penyelidikan oleh sekolah, guru terduga pelaku ini laki-laki berinisial NB (22). Diketahui yang bersangkutan juga baru mengajar di sekolah tersebut selama 1,5 tahun dan tidak berstatus guru tetap.
NB pun telah sempat dimintai keterangan oleh sekolah, namun tetap menyangkal peristiwa tersebut. Hingga akhirnya yang bersangkutan dinonaktifkan dan sekolah melaporkan kepada kepolisian.
"Kita tidak tahu alasan pelaku. Pelaku kan sampai saat ini menyangkal ya. Sudah dipanggil. Sudah dinonaktifkan sejak bulan November, sejak penyelidikan distop dulu proses belajar mengajar oleh guru ini, distop dulu," terangnya.
Saat ini sekolah dibantu lembaga terkait terus mendampingi para korban. Sembari menunggu proses lebih lanjut dari tindaklanjut dari kepolisian.
"Iya. Tadi konsultasi dulu dengan kanit untuk pelaporan. Untuk bukti ada tulisan tangan anak, tulisan yang dirasakan waktu itu. Sama nanti kalau pembuktian bisa dari visum psikiatrum dari unit PPA ya," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus