SuaraJogja.id - Pergerakan para pasangan calon (paslon) capres dan cawapres dalam tiga minggu ke depan dinilai krusial untuk menggaet pemilih. Termasuk turut berpotensi besar menentukan arah atau pilihan dari para swing voters.
Pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi menuturkan bahwa dalam tiga pekan ke depan setidaknya hingga memasuki masa tenang Pilpres 2024 ada setidaknya dua instrumen penting. Selain kampanye akbar dalam rapat umum, masih ada pula dua sisa debat capres dan cawapres.
"Nah sekitar 3 minggu ke depan sampai hari tenang tanggal 11 [Februari], ada debat, ada kampanye. Di mana dua instrumen itu yaitu debat capres cawapres yang nanti cawapres di minggu ini kemudian Februari capres nanti ya, sama kampanye," kata Arya Budi, Minggu (21/1/2024).
"Jadi penetrasi masing-masing tim ke pemilih baik dengan instrumen darat maupun udara itu akan menentukan sekitar 20 sampai 30 persen pemilih yang swing atau swing voters," imbuhnya.
Arya menyebut itu bukan angka yang sedikit untuk Pilpres 2024. Pasalnya angka tersebut bisa jadi menentukan Pilpres kali ini akan berlangsung satu atau dua putaran.
Belum lagi melihat belum ada elektabilitas paslon yang benar-benar solid menembus angka 50 persen dari berbagai lembaga survei. Sehingga prosentase swing voter atau masyarakat yang belum menentukan pilihan itu penting untuk diperhatikan.
Paslon Prabowo-Gibran memang hampir selalu memimpin dari segi elektabilitas dalam beberapa hasil survei. Namun angkanya pun hingga kini stagnan dikisaran 40an persen.
Nenurut Arya, selain pemilih Jokowi yang disebut cukup berpengaruh dalam elektabilitas paslon. Sebagian kelompok masyarakat yang belum memilih atau potensi berpindah pilihan juga masih ada dan layan untuk diperhitungkan.
"Sebagian publik juga masih mempunyai potensi untuk berubah. Jadi jika kita menggunakan beberapa hasil survei itu angkanya antara 20-30 persen. Ya antara sepertiga atau seperempat pemilih yang ketika disurvei itu menjawab pilihan politiknya itu mereka masih ada potensi berubah," sebut dia.
Baca Juga: Prabowo Subianto Defensif saat Debat Capres, Pakar Politik UGM Sebut Ketum Gerindra Kurang Persiapan
Berita Terkait
-
Akademisi Yogyakarta Gelar FGD Uji Examinasi Putusan MK Terkait Batas Usia Capres dan Cawapres
-
Ingatkan Peran Demokrat dalam Penetapan UU Keistimewaan DIY, SBY Minta Pendukung Menangkan Prabowo-Gibran
-
Tanggapi Nirina Zubir yang Mundur Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Sekjen PSI: Itu Hak Konstitusional
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau