SuaraJogja.id - Harga beras di Yogyakarta terus melambung. Bahkan pedagang mengeluh, kenaikan harga bisa terjadi dua kali dalam sehari.
Salah seorang pedagang pasar di Pasar Beringharjo, Sriyati mengaku sempat khawatir dengan kenaikan harga. Sebab bisa berbeda pagi dan sore harinya.
"Tiga hari ini sudah tenang, seminggu yang lalu itu naiknya tiap hari Rp 200," ujar Sriyati di kiosnya, Rabu (21/02/2024).
Menurut Sriyati, kenaikan harga sebesar Rp 200 hampir setiap hari sejak beberapa waktu terakhir. Kalau beberapa pekan lalu beras yang dijualnya sebesar Rp 14.000/ kg, maka saat ini menjadi Rp 16.500/kg. Bahkan harga beras super yang sempat dijualnya Rp 15.000/kg, saat ini sudah mencapai Rp 17.000/kg.
Kenaikan harga beras tersebut membuat jumlah pembeli turun. Pembeli yang biasanya datang ke kiosnya beli 5 kg akhirnya turun menjadi 3 kg.
"Saya sampai males jualan. Rasah dodol sesuk munggah dewe (tidak usah jualan besok harga naik sendiri-red)," ujarnya.
Tingginya harga beras, lanjut Sriyati tidak dibarengi dengan stok beras yang didapat pedagang. Sebab saat ini pemasok membatasi jatah stok beras untuk tiap pedagang.
Padahal biasanya Sriyati mendapatkan kiriman beras dari pemasok bisa mencapai 2,5 ton. Namun saat ini dia hanya bisa mendapatkan 1 ton.
Karena dibagi-bagi, gabahnya kan enggak ada jadi harus dibagi-bagi," jelasnya.
Baca Juga: Angka Kunjungan Wisatawan Sempat Turun Saat Pemilu, Dinpar DIY Genjot Event Pariwisata
Kondisi serupa dialami pedagang lainnya Drajat. Dia mengatakan kenaikan harga terus terjadi sejak November 2023 lalu.
"Tahun kemarin November Desember naiknya tinggi sekali. Kalau Februari stabil eceran dari Rp 14 ribu sampai Rp 17 ribu [per kg]," jelasnya.
Drajat mengaku, dirinya kesulitan menyetok beras SPHP milik Bulog untuk dijual. Seminggu lebih dia tidak mendapatkan stok SPHP Bulog.
"Biasanya ada SPHP beras dari pemerintah sekarang sudah hampir dua minggu belum dapat enggak tahu kalau tidak ada setoran naik lagi atau tidak. Pesan sudah satu minggu belum dianterin, mau nyetok susah karena enggak ada barangnya," jelasnya.
Drajat juga mengeluhkan sulit mendapatkan pasokan beras dari pabrikan swasta. Dia mendapatkan informasi bila gudang beras pabrikan swasta ini mengalami kekosongan.
"Pusing ini istilahnya pedagang beras nggak ada beras ini kan lucu," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Meluncurkan Program Magister Media dan Komunikasi dengan Dua Peminatan Unggulan
-
Kustini Sebut Produksi Menurun hingga Panen Mundur, Sebabkan Stok Beras di Sleman Menipis dan Harga Melambung
-
Meski Tak Melimpah, Stok Beras di Sleman Dipastikan Cukup Hingga Lebaran
-
Angka Kunjungan Wisatawan Sempat Turun Saat Pemilu, Dinpar DIY Genjot Event Pariwisata
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
-
Danantara Gaet Perusahaan China Garap Proyek Smelter Nikel Milik INCO Senilai Rp23 Triliun
Terkini
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma
-
UGM Pastikan Praktik Ilegal Dosen Stem Cell Tak Dilakukan di Laboratorium Kampus