SuaraJogja.id - Puluhan warga Kapanewon Patuk Gunungkidul menyatakan mengundurkan diri dari penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya. Mereka memilih berhenti jadi pemerima manfaat PKH karena merasa telah mampu.
Di hadapan bupati Gunungkidul, Sunaryanta peserta forkompinca Kapanewon Patuk puluhan mereka melakukan Deklarasi pengunduran diri (graduasi mandiri) Kamis (21/3/2024). Mereka merasa sudah mampu dan tak berhak lagi menerima PKH
Salah satu warga yang mengikuti gerakan graduasi mandiri Riarni mengatakan, dirinya bersyukur karena sudah mendapat rejeki lebih dari cukup. Sehingga dia merasa perlu untuk mengundurkan diri dari Bansos PKH tersebut.
"Ya biar memberi kesempatan kepada warga lain yang lebih membutuhkan," ujar dia.
Baca Juga: Satu Orang Meninggal Dunia, 53 Warga DIY Suspek Antraks
Warga Padukuhan Salak, Kalurahan Semoyo, Patuk ini mengaku mendapat PKH sejak Tahun 2018. Dia menerima PKH sebesar Rp750 ribu setiap 3 bulan sekali. Sebenarnya bantuan tersebut sangat bermanfaat utamanya untuk pembiayaan anak sekolah.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengapresiasi pengunduran diri mereka. Sebuah langkah yang tidak biasa yaitu menolak bantuan karena sudah merasa mampu secara finansial, sehingga tak mau lagi menerima bantuan dari pemerintah.
"Total ada 53 KPM yang sudah dinyatakan graduasi mandiri. Istilah tersebut ditujukan kepada KPM yang dengan kesadaran diri mundur dari daftar penerima bantuan PKH," kata Sunaryanta.
Orang nomor satu di Gunungkidul ini mengatakan langkah yang diambil ini dapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat. Mereka mundur dengan kesadaran sendiri. Karena merasa sudah mampu. Sudah punya pekerjaan yang mapan.
Mereka mempunyai penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan setiap bulannya utamanya untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan sekolah putra putrinya. deklarasi pengunduran diri sebagai peserta bansos PKH Secara mandiri ini diharapkan dapat dituru masyarakat lainya. Sehingga dapat memberikan kesempatan kepada warga yang lain yang berhak dan tepat menerima.
"Ya mudah mudahan dapat direplikasi, ini gerakan yang bagus sekian banyak warga mengembalkan bantuan kepada negara karena sudah merasa mandiri," tegasnya.
Panewu Patuk, Imam Santoso mengatakan, gerakan graduasi mandiri ini muncul dari inisiatif warga masyarakat. Mereka menuliskan surat pengunduran diri sebagai peneriman bansos dan surat diserahkan langsung kepada bupati.
"Banyak dari mereka yang kini memiliki usaha yang bagus. Kemarin dianggap tidak mampu sekarang mereka sudah mempu dan memiliki martabat," tegas Imam.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY