SuaraJogja.id - Sekitar 6 persen atau 11,7 juta pemudik diperkirakan bakal masuk ke DIY pada masa libur Lebaran 2024 mendatang. DIY bahkan menjadi kota keempat setelah Jateng, Jabar dan Jatim dengan jumlah pemudik terbanyak di Indonesia.
Kondisi ini tak hanya berdampak positif pada peningkatan perekonomian DIY. Peneliti Pusat Studi Pariwisata (pustral) UGM, Destha Titi Raharjana di Yogyakarta, Kamis (28/03/2024) menyatakan, tingginya angka pemudik yang masuk ke DIY perlu diwaspadai karena sampah yang dihasilkan juga semakin membludak. DIY bakal mengalami kembali darurat sampah.
Padahal DIY, terutama Kota Yogyakarta saat ini tengah menghadapi masalah sampah. Desentralisasi pengolahan sampah di masing-masing kabupaten/kota yang diterapkan Pemda DIY mulai April 2024 akan menyulitkan Pemkot Yogyakarta dalam mengatasi masalah sampah.
"Volume sampah akan sangat tinggi bila melihat angka pemudik yang akan masuk ke jogja," ujarnya.
Bila melihat pengalaman Lebaran 2023 lalu, jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Yogyakarta selama Lebaran meningkat 20 ton per harinya. Padahal tahun lalu jumlah pemudik yang masuk ke DIY di angka 5,8 juta orang.
Karenanya dengan meningkatnya jumlah pemudik ke DIY pada tahun ini hingga dua kali lipat lebih, maka jumlah sampah yang dihasilkan pun diperkirakan akan semakin meningkat pada Lebaran tahun ini.
Karenanya Pustral UGM mendorong Pemda DIY maupun Pemkot Yogyakarta untuk serius menangani masalah sampah selama Lebaran. Jangan sampai kota ini terlihat kumuh karena banyaknya sampah yang dibuang dimana-mana karena tidak tertangani dengan baik.
"Jangan sampai ruang-ruang publik kumuh akibat tingginya jumlah pemudik di jogja," tandasnya.
Destha menambahkan, meski bukan merupakan solusi akhir, petugas kebersihan, terutama di ring 1 kawasan destinasi wisata perlu ditambah. Dengan demikian mereka bisa secara kontinyu bisa mengambil sampah dari destinasi wisata.
Pemda DIY juga bisa menyiapkan lokasi tambahan untuk pengiriman sampah selama masa Lebaran, terutama di Kota Yogyakarta. Apalagi Kota Yogyakarta memiliki keterbatasan lahan untuk pengolahan sampah.
"Bila tidak tertangani, [masalah] sampah akan mengurangi daya tarik pariwisata," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Walhi Kritik RDF dalam Pengolahan Sampah di Jogja, Begini Penjelasan DLHK DIY
-
Soroti Pengolahan Sampah di TPST Piyungan Usai Ditutup, Walhi Yogyakarta Rekomendasikan Hal Ini
-
Tebar Berkah Saat Ramadan, Frestea Bagi-Bagi Paket Sembako dan Buka Puasa Kepada Komunitas Pejuang Sampah
-
Ditolak Warga Sitimulyo, Sampah di Kota Jogja Menumpuk
Terpopuler
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Cuma 3 Jam 35 Menit dari Jakarta, Thom Haye Mungkin Gabung ke Klub Ini, Bukan Persib Bandung
- 35 Kode Redeem FF MAX Hari Ini 23 Agustus: Klaim Bundle Itachi, Emote Susanoo & Senjata Akatsuki
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Yogyakarta Siap Jadi Magnet Wisata Dunia: Ini Strategi Jitu Hadapi Tantangan Global
-
Warga Jogja Merapat! Link DANA Kaget Aktif Baru Dibagikan, Siapa Cepat Dia Dapat!
-
Residen RSUP Dr Sardjito Jadi Korban Amukan Keluarga Pasien, Ini Kronologi dan Fakta Sebenarnya
-
Jogja Tak Lagi Kejar Turis Massal: Strategi Baru Pariwisata Fokus Kualitas, Bukan Kuantitas!
-
'Siapa Dia': Film Musikal Garin Nugroho yang Paksa Nicholas Saputra Menyanyi