Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 05 April 2024 | 14:06 WIB
Sejumlah jamaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri di Kompleks rumah sesepuh Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Kamis (20/4/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

Cara ibadah mirip NU

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag DIY, Jauhar Mustofa menyebutkan bahwa penentuan Ramadan dan Syawal memang berbeda dari yang lain. Namun tata cara ibadah Jamaah Aolia, mirip seperti NU.

"Cuma dalam hal ini (puasa dan lebaran, mereka sangat berbeda," sebut Jauhar.

Diterima di sekitar Gunungkidul

Baca Juga: Berbeda dari Pemerintah, Jamaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Lebih Dulu

Jamaah Aolia, memang berbeda dari jamaah muslim lainnya. Kapanewon Panggang sendiri terdapat muslim NU dan juga Muhammadiyah, tapi ketiganya saling menjaga kondusivitas selama melaksanakan puasa termasuk kegiatan keagamaan lainnya.

"Jadi terjaga, mereka saling menghormati. Pemerintah pun menghormati keputusan jamaah. Insyaallah silaturahmi tetap dilakukan," kata Jauhar.

Jarang gunakan pengeras kuasa ketika Idul Fitri

Suasana salat tarawih jamaah Aolia menjelang Ramadan yang dihelat di Masjid Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kalurahan Panggang Gunungkidul, Rabu (6/3/2024) malam. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

Jamaah Aolia juga menjaga ketertiban ketika melaksanakan ibadah. Tahu lebih dulu menggelar salat Idul Fitri, pihaknya memang tak menggunakan pengeras suara besar.

Jauhar Mustofa juga sudah berkoordasi dengan Pimpinan Jamaah Aolia terhadap aturan tersebut. Mereka tetap menggunakan alat tersebut namun tidak dengan volume besar.

Baca Juga: Ternyata Tiga Jalur di Gunungkidul Ini Sudah Dihapus dari Google Maps, Ini Daftarnya

Tidak takbiran malam sebelum salat Idul Fitri

Jamaah Aolia jarang menggelar gema takbir saat malam perayaan Idul Fitri. Bahkan pada perayaan malam Idul Fitri, jamaah hanya melaksanakan salat Isya dan kembali.

Tidak Lakukan Halal bi Halal Tahun Ini

Mbah Benu juga mengaku bahwa Ramadan 1445 H tidak ada kegiatan halal bi halal seperti muslim pada umumnya selepas merayakan Idul Fitri.

Tak ada kepastian mengapa kegiatan silaturahmi massal ini tak dilakukan oleh jamaahnya di Gunungkidul. Meski begitu, mereka nyatanya punya cara untuk tetap berkomunikasi.

Load More