SuaraJogja.id - Jamaah Aolia Giriharjo, Gunungkidul diketahui lebih dulu melaksanakan shalat Idul Fitri 1445 H pada Jumat (05/04/2024). Pelaksanaan salat jamaah Imam Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu dilaksanakan di sejumlah titik di Giriharjo.
Mengetahui hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berkomentar. Ditemui di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (06/04/2024) petang, Haedar meminta semua pihak untum toleran terhadap berbagai perbedaan tersebut.
"Iya di gunungkidul dan di tempat lain juga ada yang berbeda ya kita toleran saja terhadap perbedaan itu," ujarnya.
Menurut Haedar, Indonesia merupakan negara komunal. Hal itu membuat dialog di Indonesia masih sangat kurang. Karenanya alih-alih menghakimi jamaah Masjid Aolia, mengedepankan dialog bila ada masalah keagamaan maupun sosial di masyarakat lebih dibutuhkan.
Baca Juga: Berbeda dari Pemerintah, Jamaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Lebih Dulu
Dialog ini membutuhkan peran tokoh agama. Menurutnya dahulu tokoh-tokoh setempat berfungsi sebagai key person yang bisa menjadi mediator fasilitator pendamai dan penyatu.
"Sekarang kami berharap ormas-ormas kemasyarakatan mari kita introspeksi diri jangan sampai kita tercerabut dari akar warga, akar masyarakat, akar umat. Boleh ada perhatian pada politik tapi tugas utama kita membangun masyarakat," tandasnya,
Haedar menambahkan, dialog harus dibudayakan di Indonesia ke depan. Pendekatan dialog menjadi jalan terang untuk mengurai persoalan yang terjadi baik itu urusan keagamaan atau sosial.
"Tradisi kita tradisi oral. Maka bukan hanya di tingkat masyarakat tapi juga di tingkat atas, di tingkat elit. Hidupkan sekarang tradisi dialog," ungkapnya.
Sebelumnya Mbah Benu mengungkapkan jamaah Masjid Aolia telah melaksanakan solat Idul Fitri. Penentuan 1 Syawal didasarkan pada keyakinannya saat malam 30 Ramadan jatuh pada Kamis (04/04/2024). Dia berharap Idul Fitri tahun ini memiliki makna menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan.
Baca Juga: Bupati Gunungkidul Batalkan Pelantikan 72 Pejabat yang Dilakukan 22 Maret Lalu, Ini Alasannya
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
4 Aturan Non Muslim Mengajar di Sekolah Muhammadiyah, Boleh Pakai Kalung Salib?
-
Non Muslim Boleh Mengajar di Sekolah Muhammadiyah? Ini Penjelasannya
-
Berapa Jumlah Nabi dan Rasul? Ini Perbedaan Tugasnya
-
Benarkah Nabi Muhammad SAW Pengangguran Sebelum Menikahi Khadijah? Ini Jawaban Muhammadiyah
-
Target 100 Kerja Menteri Abdul Mu'ti, Kenaikan Gaji Guru Prioritas Utama?
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak