SuaraJogja.id - Amicus Curiae sering disebut dalam beberapa waktu belakangan. Terkhusus dalam dinamika persidangan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU) 2024.
Apalagi tak hanya dari kalangan masyarakat saja yang mengajukan amicus curiae, namun ada pula sejumlah tokoh nasional yang ikut terlibat. Misalnya saja ada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga Rizieq Shihab.
Lantas apakah amicus curiae ini akan dipertimbangkan oleh majelis hakim? Direktur Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) Fakultas Hukum UII, Dian Kus Pratiwi menilai hal itu akan tetap tergantung pada para majelis hakim.
"Apakah Amicus Curiae ini berpengaruh atau tidak dalam putusan PHPU Pilpres ini tergantung pada hakim dalam menggunakan Amicus Curiae dalam pertimbangan hukum yang di gunakan dalam memutus PHPU Pilpres tersebut," kata Dian dikutip Sabtu (20/4/2024).
Amicus Curiae memang dapat memberikan pendapat hukum terkait dengan perkara yang ditangani oleh hakim. Namun pada akhirnya hakim tetap memiliki kebebasan untuk menggunakannya atau tidak dalam memutus perkara pengadilan itu.
Dijelaskan Dian, aturan itu tertuang dalam Pasal 5 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Di sana menyatakan bahwa Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
"Oleh karenanya Amicus Curiae dapat membantu Majelis Hakim dalam memeriksa, mempertimbangkan, dan memutus perkara," ucapnya.
Dimintai prediksi terkait dengan putusan MK mendatang, Dian enggan untuk berkomentar lebih jauh. Menurutnya hanya ada dua putusan yaitu mengabulkan atau menolak dan itu nanti tetap kembali kepada pertimbangan hakim.
"Yang jelas proses demokrasi dan proses hukum telah kita lewati dan selanjutnya kita serahkan pada MK yang memang memiliki kewenangan untuk memutus PHPU Pilpres tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Hasto Minta Tak Dipelintir, Megawati Sebut Pembubaran KPK Bisa Setiap Saat
Terkait dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyerahkan dokumen Amicus Curiae terkait sengketa hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK), ia melihat hal itu bukan suatu persoalan. Pasalnya dari sisi aturan pun tak ada yang membatasi.
"Kalau dari sisi aturan tidak ada yang mengatur. Namun memang dalam konsep Amicus Curiae bisa ajukan oleh orang yang berkepentingan," tuturnya.
"Kosep ini familiar di dalam sistem hukum common law, namun di Indonesia beberapa kasus yang dibawa ke pengadilan ada yang mengajukan diri sebagai Amicus Curiae," tambahnya.
Mengenai kemungkinan adanya indikasi hingga potensi bahwa amicus curiae yang dikirimkan Megawati akan mempolitisasi MK demi kepentingan politik pihak tertentu, Dian memilih untuk melihat kembali kepada hakikat Amicus Curiae itu sendiri.
Ia meyakini bahwa amicus curiae yang diberikan pun akan tetap dilandasi oleh fakta, teori dan nilai yang hidup di masyarakat. Untuk kemudian diberikan kepada pengadilan terkait perkara tertentu.
"Namun perlu dimengerti bahwa dalam memutus perkara Hakim MK tentu tidak berdasar pada Amicus Curiae yang masuk ke MK. Namun yang lebih penting adalah berdasarkan fakta, bukti maupun keterangan ahli selama proses persidangan berlangsung," terangnya.
"Selain itu muruah dari MK yang independen dan imparcial tentunya menjadi landasan bahwa MK semestinya tidak dapat di politisasi oleh pihak manapun. Adapun apakah amicus curiae itu akan dijadikan pertimbangan atau tidak itu kembali kepada Hakim MK tersebut," kata dia.
Berita Terkait
-
Pramono Tanggapi Pernyataan Megawati Soal Aparat Tak Netral di Pilkada: Selama Ini Saya Nyaman-nyaman Saja
-
Jelang Pilkada 2024, Megawati Ajak Warga Tolak Iming-iming Bansos: Nyoblos 5 Menit, Dampaknya 5 Tahun
-
Pilkada Jateng Rasa Pilpres: Pertarungan Politik Lanjutan Megawati dan Jokowi?
-
Beda Sikap Rizieq Shihab Soal Kasus Ahok vs Suswono Jadi Omongan, Bak Langit dan Bumi
-
Silsilah Keluarga Nina Agustina, Cabup Indramayu Viral Usai Bawa Nama Eks Kapolri
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Banyak Aduan Tidak Ditindaklanjuti, Front Masyarakat Madani Laporkan Bawaslu Sleman ke Ombudsman DIY
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul