Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 08 Mei 2024 | 13:26 WIB
Ilustrasi keracunan makanan, muntah, mual (freepick)

SuaraJogja.id - Kasus keracunan massal terjadi di Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman. Hal itu diduga gegara menyantap hidangan dalam hajatan pernikahan yang diselenggarakan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BPPKS) Regional III Yogyakarta pada Minggu (5/5/2024) lalu, puluhan warga Padukuhan Duri, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan dan sekitarnya alami gejala keracunan.

Pihak keluarga penyelenggara hajatanlah yang justru awalnya mengalami gejala dan harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun beberapa saat kemudian puluhan tamu juga melaporkan diri mengalami gejala yang sama ke pihak keluarga penyelenggara hajatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Dalam kasus ini, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Sleman, terdapat 76 tamu undangan mengalami gejala keracunan massal tersebut.

"Itu tamu dari kolega dan warga sekitar. Sedangkan dari pihak keluarga penyelenggara acara ada 4 orang," ujar dia, Rabu (8/5/2024)

Baca Juga: Pelaku Serahkan Diri, Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa Tewas Usai Sparing Silat di Sleman

Cahya menuturkan peristwa keracunan massal ini bermula pada Minggu (5/5/2024) ketika dilaksanakan pesta pernikahan di gedung BPPKS regional III Yogyakarta tersebut. Tamu undangan yang hadir kala itu lumayan banyak mencapai sekira 949 orang.

Siang hari, para tamu undangan mendapatkan sajian makanan - minuman dari catering yang beralamat di Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan. Sajian yang disuguhkan di antaranya nasi putih, ayam panggang, zuppa soup, capcay, kreni, siomay, soft drink hingga es krim.

"Para tamu undangan menyantap sajian pada pukul 11.00 WIB," tambahnya.

Awalnya semua baik-baik saja dan tidak ada yang merasakan keanehan. Namun selang sehari berikutnya pada Senin (6/5/2024) pagi, gejala keracunan mulai muncul.

Pihak keluarga yang mempunyai hajat mengalami gejala seperti mulas, demam dan diare. Kemudian mereka berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Merekapun diperkenankan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.

Baca Juga: PKB Sleman Buka Penjaringan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati untuk Pilkada, Sejumlah Tokoh Mulai Jalin Komunikasi

"Nah,Pada siang harinya, ternyata muncul banyak laporan serupa dari tamu undangan mengenai keluhan sakit kepada penyelenggara acara," ungkapnya.

Keluhan yang diduga gejala keracunan tersebut, oleh pihak keluarga kemudian didata. Berdasarkan cerita yang diperoleh tim dari Dinas Kesehatan Sleman, banyak tamu undangan yang mengalami gejala pada Senin paginya.

"Itu bahkan ada yang rawat inap di fasilitas kesehatan. Gejala yang dialami hampir sama, yaitu mual, muntah, diare, pusing dan sakit perut,"ucapnya.

Dan petugas Puskesmas Kalasan mendapatkan laporan gejala keracunan tersebut pada Selasa (7/5/2024). Mereka kemudian menerjunkan petugas surveilans dan sanitasi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi keracunan makanan.

Petugas tersebut mengambil sampel makanan yang diduga penyebab keracunan makanan. Di antaranya seperti sampel es krim dari produsennya di Piyungan, Bantul Kemudian makanan yang masih sisa di rumah pihak penyelenggara juga diamankan.

"Sampelnya kami kirim ke laboratorium. Untuk penderita saat ini semuanya rawat jalan, tidak minum obat," katanya.

Kontributor : Julianto

Load More