SuaraJogja.id - Kasus keracunan massal terjadi di Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman. Hal itu diduga gegara menyantap hidangan dalam hajatan pernikahan yang diselenggarakan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BPPKS) Regional III Yogyakarta pada Minggu (5/5/2024) lalu, puluhan warga Padukuhan Duri, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan dan sekitarnya alami gejala keracunan.
Pihak keluarga penyelenggara hajatanlah yang justru awalnya mengalami gejala dan harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun beberapa saat kemudian puluhan tamu juga melaporkan diri mengalami gejala yang sama ke pihak keluarga penyelenggara hajatan.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Dalam kasus ini, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Sleman, terdapat 76 tamu undangan mengalami gejala keracunan massal tersebut.
"Itu tamu dari kolega dan warga sekitar. Sedangkan dari pihak keluarga penyelenggara acara ada 4 orang," ujar dia, Rabu (8/5/2024)
Cahya menuturkan peristwa keracunan massal ini bermula pada Minggu (5/5/2024) ketika dilaksanakan pesta pernikahan di gedung BPPKS regional III Yogyakarta tersebut. Tamu undangan yang hadir kala itu lumayan banyak mencapai sekira 949 orang.
Siang hari, para tamu undangan mendapatkan sajian makanan - minuman dari catering yang beralamat di Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan. Sajian yang disuguhkan di antaranya nasi putih, ayam panggang, zuppa soup, capcay, kreni, siomay, soft drink hingga es krim.
"Para tamu undangan menyantap sajian pada pukul 11.00 WIB," tambahnya.
Awalnya semua baik-baik saja dan tidak ada yang merasakan keanehan. Namun selang sehari berikutnya pada Senin (6/5/2024) pagi, gejala keracunan mulai muncul.
Pihak keluarga yang mempunyai hajat mengalami gejala seperti mulas, demam dan diare. Kemudian mereka berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Merekapun diperkenankan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.
Baca Juga: Pelaku Serahkan Diri, Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa Tewas Usai Sparing Silat di Sleman
"Nah,Pada siang harinya, ternyata muncul banyak laporan serupa dari tamu undangan mengenai keluhan sakit kepada penyelenggara acara," ungkapnya.
Keluhan yang diduga gejala keracunan tersebut, oleh pihak keluarga kemudian didata. Berdasarkan cerita yang diperoleh tim dari Dinas Kesehatan Sleman, banyak tamu undangan yang mengalami gejala pada Senin paginya.
"Itu bahkan ada yang rawat inap di fasilitas kesehatan. Gejala yang dialami hampir sama, yaitu mual, muntah, diare, pusing dan sakit perut,"ucapnya.
Dan petugas Puskesmas Kalasan mendapatkan laporan gejala keracunan tersebut pada Selasa (7/5/2024). Mereka kemudian menerjunkan petugas surveilans dan sanitasi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi keracunan makanan.
Petugas tersebut mengambil sampel makanan yang diduga penyebab keracunan makanan. Di antaranya seperti sampel es krim dari produsennya di Piyungan, Bantul Kemudian makanan yang masih sisa di rumah pihak penyelenggara juga diamankan.
"Sampelnya kami kirim ke laboratorium. Untuk penderita saat ini semuanya rawat jalan, tidak minum obat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Rekomendasi Playlist Lagu untuk Event Agustusan, Upacara 17 Agustus dan Lomba
-
2 Pemain Timnas Indonesia Berbandrol Rp4,54 M Plus Jens Raven Bikin Gemetar Vietnam U-23
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Meluncur Turun Jadi Rp 1.914.000 per Gram
-
Pemain Keturunan Indonesia Sukses Kalahkan Marcus Rashford, PSSI Gak Minat Naturalisasi?
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
Terkini
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini