SuaraJogja.id - Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Arif Wismadi menyoroti wacana penghilangan separator di Ring Road. Menurutnya langkah menghilangkan separator itu justru akan memperpanjang area rawan kecelakaan.
"Menghilangkan separator akan memperpanjang area rawan kecelakaan karena tidak hanya titik rawan namun juga ruas rawan sepanjang ring road," kata Arif, melalui keterangannya, Minggu (12/5/2024).
Diterangkan Arif, ring road sejatinya memang dibuat bukan untuk pelayanan lokal. Sehingga yang membutuhkan kecepatan lebih tinggi kemudian diprioritaskan untuk fasilitasi perjalan antar wilayah.
Terutama saat melintasi kota dan menghindari kawasan perkotaan yang padat lalu lintas lokal. Pada kecepatan yang cenderung tinggi itu tak dipungkiri muncul risiko rawan kecelakaan.
Baca Juga: Separator Ring Road Bakal Dihilangkan, Dishub DIY Minta Ada Kajian
Beberapa upaya dilakukan untuk menekan risiko tersebut termasuk membuat aliran kendaraan menjadi homogen baik jenis kendaraan dan terutama juga kecepatan. Kendaraan dengan kecepatan berbeda dalam satu ruas yang sama meningkatkan risiko kecelakaan.
"Kendaraan kecil lebih rentan, untuk menjadikan homogen maka harus dibuat separator untuk jenis, kecepatan dan kerentanan yang berbeda. Tujuan desain ini adalah untuk perlindungan atau safety," terangnya.
Arif bilang separator sendiri memang dapat meningkatkan risiko kecelakaan ketika menghasilkan Y-juction (way juction) atau simpang yang membetuk huruf Y. Simpang tersebut, merupakan titik rawan adanya blind spot atau area yang tidak terlihat baik di mata pengendara langsung ataupun di spion.
"Semakin banyak Y-juction, maka akan meningkatkan black-spot atau titik tirik rawan kecelakaan. Di ringroad hal tersebut makin kritis karena bercampurnya kendaraan kecepatan tinggi dengan kecepatan rendah," paparnya.
Peningkatan kapasitas jalan ketika V/C ratio atau perbandingan antara volume dengan kapasitas yang dilakukan dengan pelebaran jalan disebut tidak berkeadilan. Misalnya dengan menghilangkan sejumlah infrastruktur lain yakni trotoar atau lajur khusus kendaraan roda dua.
Baca Juga: Buka Seleksi Jalur Mandiri, Ujian Masuk UGM CBT Bakal Digelar di 7 Kota Besar
Separator Ring Road yang dihilangkan pun akan berdampak kepada sisi fungsi jalan nasional yang akan turun. Arif menyampaikan sifat jalan nasional itu bisa turun menuju kabupaten bahkan lokal.
Berita Terkait
-
Bus Suporter Persebaya Alami Kecelakaan di Tol Pekalongan, Perjalanan ke Jakarta
-
Kecelakaan Maut Bus Rombongan Bonek, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Kondisi Rombongan Bonek Kecelakaan Maut di Tol Pekalongan, Mau Nonton Persija vs Persebaya
-
Bus Rombongan Bonek Kecelakaan di Tol Pekalongan, Ada yang Tewas
-
Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Jadi Alarm Penting Taat Berlalu Lintas
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia