SuaraJogja.id - Kasus dan korban meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul terus bertambah. Kapanewon Paliyan menjadi wilayah terbanyak warganya yang terserang DBD.
Hingga saat ini Dinas Kesehatan setempat mencatat sudah ada 803 kasus di Bumi Handayani. 4 di antaranya meninggal dunia karena pertolongan yang terlambat. Semua korban meninggal adalah anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono menuturkan hingga Senin (27/5/2024) ini pihaknya mencatat ada 803 warga yang terserang DBD. Di mana ada 4 orang yang semuanya anak-anak meninggal dunia.
"Korban meninggal semuanya anak-anak, " kata dia, Rabu (29/5/2024)
Baca Juga: DPKP DIY: Panen Padi Januari-April Capai 411.330 ton, Paling Luas di Kabupaten Gunungkidul
Terbaru korbannya adalah bocah berusia 6 tahun asal Kalurahan kapanewon Nglipar. Bocah meninggal pada 17 Mei 2024. Bocah ini sempat dirawat di RS Panti Rahayu Karangmojo Gunungkidul kemudian dirujuk ke RS Sardjito karena kondisinya menurun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco menambahkan 803 warga yang terserang DBD. Di mana kasus DBD terbanyak, terjadi di Kapanewon Wonosari, dan Paliyan.
"Korban meninggal itu rata-rata anak-anak usia korban meninggal mulai 5-14 tahun," tambahnya.
Pemkab Gunungkidul mencatat kenaikan kasus DBD pada 2024 dibandingkan periode 2023. Bahkan dalam dua minggu terakhir terjadi kenaikan yang cukup signifikan dibanding dengan bulan sebelumnya.
Pada tahun 2023, tercatat ada 260 kasus demam berdarah di Gunungkidul dengan satu kasus kematian. Sedangkan pada 17 Mei 2024 lalu, kasus DBD di Gunungkidul masih tercatat sebanyak 666 kasus.
"Sekarang jadi 803 kasus. Penambahan 137 orang dalam dua minggu terakhir," kata dia.
Berbagai upaya mereka lakukan untuk mengendalikan kasus demam berdarah. Namun upaya yang paling cocok adalah dengan geralan 3R oleh masyarakat itu sendiri
Oleh karena itu, Pemkab Gunungkidul sedang mengupayakan penambahan anggaran untuk kebutuhan surveilans, pengadaan insektisida, dan larvasida serta fogging.
Berita Terkait
-
Serangan DBD di Gunungkidul Menyentuh Angka 660 Kasus, Tiga diantaranya Meninggal Dunia
-
Kasus DBD di Kota Jogja Meningkat, Hingga April 2024 Sudah Ada 99 Kasus
-
Hanya dengan Kulit Mangga, Empat Mahasiswa UGM Ciptakan Larva Alami Pembunuh DBD
-
Diterapkan Sejak 2016, Nyamuk Wolbachia Diklaim Efektif Tekan Angka Kasus DBD hingga Anggaran Fogging
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY