Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 02 Juni 2024 | 14:13 WIB
Kolom abu vulkanik tebal membumbung akibat aktivitas erupsi yang terjadi di Gunung Semeru, Jawa Timur, Rabu (6/3/2024). (ANTARA/HO-PVMBG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ratusan luncuran guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 24-30 Mei 2024.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 124 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 1.900 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (2/6/2024).

BPPTKG melakukan analisis morfologi untuk dua yakni tengah dan barat daya. Analisis kubah lava itu dilakukan dari stasiun kamera Deles5 dan Babadan2.

Baca Juga: Laris Manis! Jip Wisata Lereng Merapi Dibanjiri Pengunjung saat Long Weekend

Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk morfologi kubah tengah relatif tetap.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 23 Mei 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.164.400 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.360.000 meter kubik," ujarnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 489 kali. Disusul gempa fase banyak 146 kali, 24 kali gempa vulkanik dangkal, 17 kali gempa tektonik, 10 kali gempa tremor, dan 3 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ungkapnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,6 cm per hari.

Baca Juga: Monyet Masuk Pemukiman Warga di Sleman, BPPTKG Pastikan Tak Ada Peningkatan Signifikan Aktivitas Gunung Merapi

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," katanya.

Load More