SuaraJogja.id - Apes dialami oleh Febrian Dwi Saputra, pemuda asal Padukuhan Karangjati, Kalurahan Bangunjiwo Kapanewon Kasihan, Bantul. Pemuda berusia 22 tahun ini justru menjadi korban amukan massa di Padukuhan Cungkuk Kalurahan Ngestiharjo, Kasihan saat mengejar pemuda diduga klitih.
Peristiwa tersebut juga ramai menjadi perbincangan warganet usai diunggah akun instagram @merapi_uncover.
"Selamat siang min, Iadi malam ketangkap klitih min,2 ketangkap,yg lain pada masuk kampung sampai kuburan kuncen jam 12 malam, pakai motor Mio sama Scoopy, salah satu motor ada yang bawa senjata [gesper besar] dibawa ke Polsek Kasihan. Sudah ditangani Polsek Kasihan Lokasi di Ngestiharjo kasihan bantul, " tulis akun tersebut.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP | Nengah Jeffry Prana W ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
Korban menjadi sasaran massa saat tengah mengejar pemotor berboncengan empat yang diduga hendak melakukan Klitih, Senin (3/6/2024) malam. Saat itu korban Febrian Dwi Saputra (22), berboncengan menggunakan motor bersama rekannya yakni Ilyas Abdussalam (22).
"Keduanya pulang dari tempat bekerja di Sinduadi, Mlati, Sleman," kata dia Selasa (4/6/2024).
Sekira pukul 22.00 WIB mereka sampai di Padukuhan Kutu Asem Kalurahan Sinduadi Kapanewon Mlati, Sleman. Saat itu ada motor berboncengan empat berhenti di pinggir jalan dan tiba-tiba mengejar korban sambil berteriak menantang dan mengacungkan jari tengah.
Korban bersama rekannya kemudian emosi dan merasa tertantang. Keduanya lantas putar balik dan mengejar rombongan tersebut. Merekapun akhirnya terlibat aksi kejar-kejaran hingga Jalan Wates, Kasihan, Bantul.
Saat kejar-kejaran, satu dari empat orang yang berboncengan motor mengeluarkan benda sejenis gesper dan diayun-ayunkan. Kejadian ini tentu membuat kedua pemuda tersebut semakin semangat mengejar rombongan tersebut.
Baca Juga: Klitih Masih Saja Marak di Jogja, Pemda DIY Diminta Contoh Penerapan Program Sabtu Budaya
"Saat kejar-kejaran di Jalan Wates, ada salah seorang warga yang bertanya kepada korban. Lalu korban menjawab jika mengejar pelaku klitih," kata dia.
Mendengar hal tersebut saksi ikut mengejar sampai masuk ke Pedukuhan Cungkuk. Kebetulan saat itu masih banyak warga yang di luar rumah dan merasa penasaran. mereka bertanya kepada saksi dan dijawab saksi sedang mengejar klitih.
Warga kemudian langsung ikut mengejar dan berhasil mengamankan tiga orang di mana salah satunya korban. Karena mengira korban adalah pelaku klitih, warga lantas memberi pelajaran. Akibatnya, korban justru mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
"Korban mengalami luka robek pada kepala bagian depan, pipi bagian kiri bengkak, dan di bagian tangan dan kaki,"ujarnya.
Setelah itu, warga membawa ketiganya ke Polsek Kasihan. Di kantor polisi itulah baru terungkap jika seorang pemuda yang menjadi bulan-bulanan massa adalah orang yang mengejar rombongan diduga klitih.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
Terkini
-
Saham BBRI Tumbuh Konsisten, Bukti BRI Sebagai Perusahaan Pelat Merah Terbesar di Indonesia
-
UGM Gerak Cepat! 218 Mahasiswa Terdampak Bencana Banjir dan Longsor Dapat Bantuan Ini
-
Libur Akhir Tahun, Bandara YIA Bersiap Hadapi Lonjakan Ratusan Ribu Penumpang
-
5 Juta Wisatawan Diprediksi Masuk Jogja Saat Nataru, Titik Rawan Kecelakaan Perlu Diwaspadai
-
Menjaga Nada dari Pita: Penjual Kaset Terakhir di Beringharjo yang Bisa Kuliahkan Tiga Anaknya