SuaraJogja.id - PT Primissima tengah menderita krisis keuangan akibat sudah tidak mempunyai modal kerja lagi untuk membeli bahan baku dan membayar kebutuhan operasional. Ratusan karyawan pun terpaksa harus dirumahkan dan tak menerima gaji.
Direktur Utama PT Primissima, Usmansyah menuturkan perusahaan kini masih menggantungkan harapan kepada bantuan pinjaman modal kerja dari pemegang saham. Sembari menunggu realisasinya perusahaan melakukan bisnis makloon atau jasa tenun.
Walaupun memang penghasilan dari bisnis makloon tidak cukup untuk bisa secara penuh membayar biaya operasional maupun utang yang ada. Adapun sebelum pinjaman modal kerja dari pemerintah dalam hal ini PT PPA (Perusahaan Pengelola Aset) bisa dicarikan maka diperlukan resrukturisasi aset dan efisiensi operasional.
Hal itu bertujuan agar pinjaman modal kerja yang akan datang dapat dijamin dan dapat dikembalikan. Dana penyehatan pun tengah dinantikan untuk pembaruan mesin-mesin yang ada.
"Sebenarnya prosesnya itu Primissima sebagaimana rapat DPR kemarin adalah dalam proses untuk disehatkan. Proses penyehatan ini dikelola secara penuh oleh PT PPA Pengelola Aset yang sekarang membawahi kami," ujar Usmansyah, ditemui wartawan, Kamis (11/7/2024).
"Skema PPA juga tidak ujug-ujug karena dia juga badan usaha. Kalau dia memberikan pendanaan segera dan melanggar asas governance dan legal, direksinya juga bisa kena. Makanya dirancang dalam bentuk efisiensi semaksimal mungkin," imbuhnya.
Oleh sebab itu diperlukan restrukturisasi utang-utang yang dimiliki Primissima. Sebagai salah satu program PPA untuk restrukturisasi kewajiban.
"Sekarang sedang ada kerjasama antara PPA dengan Bank Mandiri bahwa nanti PPA akan memperoleh hak tanggungan. Jadi dari total aset kita yang sekitar Rp180 miliar itu, utang kita ke Bank Mandiri kan sekitar Rp55 miliar. PPA meminta jatah untuk menjadi dasar PPA memberikan dana talangan ke Primissima," ungkapnya.
Saat ini proses untuk kerja sama oleh PPA itu tengah berjalan. Usmansyah berharap ada kabar baik yang didapat sebelum tanggal 20 Juli 2023 mendatang.
Baca Juga: PT Primissima Akui Tak Bayar BPJS Ketenagakerjaan Sejak Februari 2020, Ditaksir Mencapai Rp6 Miliar
Sehingga perusahaan bisa mulai memanggil kembali para karyawan untuk bekerja. Setidaknya paling lambat hingga tanggal 1 Agustus 2024 nanti.
"Tapi kembali lagi kan ada program efisiensi, enggak bisa semua karyawan masuk karena penghasilannya tidak akan mengcover semua gaji karyawan. Memang nanti akan masih ada sebagian karyawan dirumahkan tapi dengan status dibayar gaji 25 persen," tuturnya.
Sembari pihaknya berharap dengan perputaran modal kerja yang diberikan oleh PPA serta kesepahaman dengan Bank Mandiri bisa dicapai. Kemudian dari sisi jumlahnya pun dapat cukup besar sehingga nanti perusahaan bisa menghidupkan mesin.
Pasalnya saat ini kapasitas mesin perusahaan yang hidup sekitar 40 persen saja. Namun jika kapasitas mesin bisa hidup hingga 90 persen, biaya pun diyakni sudah dapat terpenuhi.
"Nah untuk itu butuh modal kerja selain karena modal kerja yang nggak ada, mesin tua semua nih. Kita berharap rencana jangka pendeknya 1 Agustus karyawan masuk itu yang konservatif tapi kalau optimisnya kita berharap tanggal 20 Juli sudah ada perkembangan. Kalau dana PPA sudah turun kita berharap teman-teman sebagian sudah bisa masuk," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Brio, Ini 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Sporty dan Irit Mulai Rp60 Jutaan
- Siapa Brandon Scheunemann? Bek Timnas Indonesia U-23 Berdarah Jerman yang Fasih Bahasa Jawa
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
Pilihan
-
Ole Romeny Bagikan Kabar Gembira Usai Jalani Operasi, Apa Itu?
-
Krisis Air Ancam Ketahanan Pangan 2050, 10 Miliar Penduduk Dunia Bakal Kerepotan!
-
Mentan Amran Sebut Ada Peluang Emas Ekspor CPO RI ke AS usai Kesepakatan Tarif
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
Terkini
-
DIY Aman dari Lonjakan Harga Beras, Ini Strategi Bulog Yogyakarta dengan Beras SPHP
-
APBD Bantul 2025 Naik: Wabup Ungkap Alasan dan Dampaknya
-
UGM Meradang, Mantan Rektor Digiring Sebarkan Opini Sesat Soal Ijazah Jokowi?
-
Dibungkam Siapa? Mantan Rektor UGM Buka Suara Soal Tekanan di Balik Pencabutan Pernyataan Ijazah Jokowi
-
BRILiaN Way Jadi Pilar BRI Menuju Bank Terunggul, Danantara Beri Apresiasi