SuaraJogja.id - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo melakukan pemantauan Posko Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman yang berada di Kapanewon Pakem pada Kamis (11/7/2024). Hal ini sebagai tindaklanjut atas peningkatan aktivitas Gunung Merapi sejak Juni 2024.
Kustini memastikan kesiapsiagaan BPBD Sleman dalam menanggapi kenaikan aktivitas Gunung Merapi. Baik dari segi peralatan hingga transportasi.
Tidak terkecuali petugas yang harus siap sebagai bagian dari upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi. Meskipun memang tidak ada peningkatan status Gunung Merapi maupun peningkatan zona bahaya yang direkomendasikan hingga sekarang.
"Ya sekarang sudah melandai, tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada dalam beraktivitas terutama masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana [KRB] III Gunung Merapi," kata Kustini, Kamis.
Kustini mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan bisa mematuhi zona aktivitas yang aman. Sesuai yang telah direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Selaras dengan hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan menuturkan bahwa aktivitas Gunung Merapi terkini masih cukup tinggi. Kondisi itu ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi.
"Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi," ujar Makwan.
Diketahui Pemerintah Kabupaten Sleman memperpanjang status “SIAGA” Gunung Merapi melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Baca Juga: Tak Beri Kontribusi ke Partai, Kursi Bupati Sunaryanta Terancam Melayang?
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
- Rekomendasi 3 HP Murah Tampilan Mirip iPhone Boba: Spek Gahar, Harga Bersahabat!
Pilihan
-
4 Rekomendasi Paket Skincare Terbaik, Kombinasi Perawatan Kulit Maksimal
-
5 Pilihan Skincare Murah Terbaik Harga di Bawah Rp50 Ribu, Siap Jaga Kulitmu!
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Pria Terbaik: Bobot Ringan, Nyaman Lintasi Berbagai Medan
-
8 Rekomendasi Sepatu Running Terbaik, Nyaman Dipakai Harian Teruji di Medan Terjal
-
Tijjani Reijnders: Cucu Orang Ambon Lahir di Jatinegara Kini Berbandrol Rp1,2 T
Terkini
-
Balik Arah, Santri Korban Penganiayaan di Ponpes Ora Aji Dilaporkan Balik atas Dugaan Pencurian
-
Kasus Dugaan Penganiayaan Santri Mencuat di Ponpes Ora Aji, Gus Miftah Minta Maaf
-
Angkat Bicara, Yayasan Ponpes Ora Aji Bantah Ada Penganiayaan, Begini Kronologi Peristiwanya
-
Kasus BMW Tabrak Argo: Polisi Periksa Tiga Orang yang Terlibat untuk Ganti Plat Nomor
-
Dalang Penggantian Plat Nomor BMW Terungkap! Siapa Saja yang Terlibat?