Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 21 Juli 2024 | 15:40 WIB
Salah satu penampilan kelompok karawitan di Festival Karawitan, Batik dan Jajanan 2024 yang digelar Fakultas Filsafat UGM, Minggu (21/7/2024). [Hiskia/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Fakultas Filsafat UGM menggelar Festival Karawitan, Batik dan Jajanan 2024. Kegiatan ini sebagai bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-57 Fakultas Filsafat.

Festival tersebut digelar selama dua hari yakni tanggal 20-21 Juli 2024. Tercatat ada 47 kelompok karawitan yang berasal dari unit kerja di lingkungan UGM serta berbagai komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ikut memeriahkan acara ini.

"Melalui festival ini kita tidak hanya sekadar merayakan perjalanan panjang Fakultas Filsafat yang pada tahun ini genap berusia 57 tahun. Acara ini menjadi titik simpul bertemunya seluruh unsur masyarakat, tidak hanya UGM tetapi juga lingkungan sekitarnya," kata Dekan Fakultas Filsafat, Siti Murtiningsih, saat membuka acara pembukaan Festival Karawitan, Sabtu (20/7/2024) kemarin.

Disampaikan Murti, seni karawitan memiliki keindahan dan keunikannya tersendiri. Lebih dari itu, karawitan turut mengajarkan manusia tentang adanya harmoni, kesabaran, dan ketekunan.

Baca Juga: Kota Yogyakarta Siap Jadi Pionir Hotel Ramah Anak di Indonesia

Oleh karena itu, festival karawitan tidak hanya menjadi wadah untuk menikmati dan melestarikan seni musik tradisional. Tetapi juga momentum untuk merefleksikan nilai filosofis yang terkandung dalam setiap nada dan irama.

"Betapa luar biasa keinginan untuk bisa saling bersilaturahmi dan mengikatkan diri melalui seni dan budaya karawitan. Mari kita nikmati setiap alunan musik yang ditampilkan dengan penuh rasa syukur dan kebanggaan. Semoga Festival Karawitan dapat memberikan inspirasi dan selalu bisa memperkaya wawasan kita semua," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Festival Karawitan, Sartini, mengungkapkan bahwa gelaran Festival Karawitan ini sudah memasuki kali keenam. Sejak pertama kali diinisiasi pada tahun 2017 lalu.

Setelah sempat vakum pada tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19, Festival Karawitan mulai digelar kembali pada tahun 2022 melibatkan 24 kelompok karawitan. Animo yang kian meningkat membuat partisipasi pun bertambah hingga mencapai 47 kelompok pada tahun ini.

"Acara ini berawal dari kegelisahan orang-orang yang suka gamelan. Di lingkungan UGM banyak orang berlatih gamelan tetapi tidak ada ruang untuk pentas," ungkap Sartini.

Baca Juga: Bercandanya Kelewatan, 5 Cincin Nyangkut di Kemaluan Pria Yogyakarta

Meski berawal dari komunitas gamelan di lingkungan UGM, festival ini mampu menarik minat komunitas di luar UGM untuk turut berpartisipasi. Kelompok karawitan yang berpartisipasi pada tahun ini di antaranya berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta, Sekretariat Daerah (Sekda) DIY, Kejaksaan Tinggi DIY, serta berbagai komunitas lainnya.

"Dari UGM sendiri ada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, dan dharma wanita," ucapnya.

Sartini berharap festival ini dapat terus diselenggarakan secara rutin pada tahun-tahun yang akan datang. Apalagi menilik kajian gamelan yang disebut mengandung banyak nilai serta dapat menjadi media pengembangan karakter seseorang.

"Yang jelas juga membahagiakan, ini bisa dilihat dari antusiasme para peserta sejak mengikuti gladi bersih kemarin hingga saat tampil hari ini. Harapannya tahun depan peserta lebih meluas, dan lebih banyak dari kalangan anak muda," sebutnya.

Tak hanya sebatas Festival Karawitan, acara ini turut dimeriahkan dengan berbagai pameran batik dan jajanan nusantara. Setidaknya ads dua puluh kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang turut bergabung di Fakultas Filsafat.

Load More