SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman menyatakan siap untuk melakukan pengembangan untuk kawasan aliran piroklastik Bakalan di Kalurahan Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Hal itu menyusul kawasan itu yang tengah diusulkan menjadi salah satu geopark nasional.
"Iya [pengembangan] kalau misalnya kemudian itu nanti sudah diusulkan, nantikan pengelolaannya bisa aja itu kita kembangkan menjadi sebuah destinasi wisata edukasi kan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, Minggu (28/7/2024).
Menurutnya memang penting untuk melakukan pengembangan untuk kawasan Bakalan yang erat akan sejarah itu. Mengingat kawasan itu jadi saksi bisu erupsi dahsyat Gunung Merapi tahun 2010 silam.
Museum Terbuka Bakalan itu diproyeksikan menjadi sebuah tempat wisata edukasi bagi masyarakat. Terlebih sebagai laboratorium alam terkait kegunungapian.
"Ya karena di Museum Bakalan itu juga endapan lava merapi itu berlapis-lapis. Sehingga itu nanti ini endapan tahun berapa, berapa gitu. Nanti bisa menjadi wisata edukasi. Seperti Museum Bakalan itu kan menjadi laboratorium alam terkait dengan kegunungapian," tuturnya.
Saat ini, Zayid bilang pengelolaan museum terbuk Bakalan masih dipegang oleh masyarakat setempat. Namun memang lahan kawasan tersebut sudah dibebaskan oleh pemerintah daerah.
"Pengelolaan baru kita rintis. Skema pengelolaannya bagaimana, apakah kita dengan kelompok masyarakat atau dengan Badan Usaha Milik Kelurahan [BUMKal]," ujarnya.
"Sehingga nanti Museum Bakalan memberikan dampak yang lumayan bagi pariwisata terutama wisata edukasi," imbuhnya.
Diakui Zayid, selama ini kawasan tersebut masih belum terlalu terkelola dengan baik. Dibuktikan dengan akses jalan menuju area yang belum sepenuhnya mulus.
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Gunung Merapi 2010: Menelusuri Jejak Awan Panas di Geopark Bakalan
"Jalannya juga kan kalau misalnya menjadi destinasi wisata, akses jalan masuknya kan masih kayak gitu [rusak], ya lambat laun ini [proses]. Baru tahun ini kita mulai intens untuk membicarakan bagaimana kemudian skema pengelolaannya museum Bakalan itu, kemarin dengan bagian pemerintahan, bagian hukum, skemanya mau seperti apa sih kerja sama kita itu," tuturnya.
Jika sudah ditetapkan sebagai geopark nasional nanti, kata Zayid tentu akan ada pemeliharaan berbeda untuk kawasan itu.
"Dulu itu kan Museum Bakalan itu kan salah satu kenapa kita jadikan museum alam itu karena penambangan pasir pada waktu itu kan masif, pascaerupsi itu. Nah kalau itu kemudian tidak diselamatkan berarti kan lab alam kita itu hilang, makanya kemudian salah satu Museum Bakalan itu kan pelestarian geo heritage yang itu adalah berasal dari kegunungapian," pungkasnya.
Diketahui kawasan aliran piroklastik Bakalan menjadi satu dari tujuh situs warisan geologi atau geosite di Sleman yang diusulkan menjadi geopark.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
DIY Darurat PHK, Apindo: Subsidi Upah Harus Lebih Besar dan Panjang
-
Rp5,4 Miliar untuk Infrastruktur Sleman: Jembatan Denokan Hingga Jalan Genitem Kebagian Dana
-
Petugas TPR Pantai Bantul Merana: Tenda Bocor, Panas Terik, Hingga Risiko Kecelakaan
-
Misteri Bayi Terlantar di Rongkop: Mobil Sedan Diduga Terlibat, Polisi Buru Pelaku
-
DANA Kaget: Saldo Gratis Menanti Anda, Amankan Sebelum Kehabisan di Sini