SuaraJogja.id - Seiring perkembangan dunia digital, gap sosial dan spiritual terjadi di kalangan generasi muda. Sosial media (sosmed) yang lebih banyak digunakan untuk flexing atau pamer kemewahan membuat mereka kehilangan arah dan terhadap jati dirinya.
"Saat ini terjadi persoalan gap sosial di tengah luapan informasi area internet menyebabkan anak muda kehilangan arah jati diri. Dunia jadi desa global tidak ada batas aturan. Anak muda khususnya gen z akan kehilangan eksistensinya dan kemampuan mengendalikan diri," papar Dosen Teknik Elektro UGM sekaligus penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal di Yogyakarta, Sabtu (03/8/2024).
Menurut Rizal, hilangnya jati diri pada anak muda di era digital ini mengakibatkan anak muda kehilangan eksistensi dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Contohnya banyak anak muda yang pamer kekayaan di TikTok. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi anak muda di desa yang tidak punya apa-apa.
Gap sosial dan spiritual ini, menurut Rizal akan membuat mereka gampang sekali terprovokasi dan bahkan menjadi korban politik praktis. Apalagi sebentar lagi akan dilaksanakan Pilkada.
"Ini kesenjangan sosial, akibatnya polarisasi keterbelakangan. Akan mudah dimanfaatkan untuk kepentingan politik," tandasnya.
Persoalan ini, lanjutnya semakin parah saat dunia pendidikan kurang kritis dalam mengajarkan cara berpikir, untuk bisa memilah, memaknai, merefleksi diri. Anak muda akan semakin tidak eksis ditengah-tengah perubahan dunia yang sangat pesat.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya penguatan kepedulian sosial di tingkat anak muda. Mereka harus belajar memiliki empati dan simpati pada sesama agar gap sosial dan gap spiritual yang ada akan semakin mengecil.
Karenanya GSM menginisiasi Gerakan Turun Sekolah (GTS) bagi generasi muda. Mereka diajak turun langsung ke sekolah-sekolah untuk merasakan kondisi siswa di sekolah pinggiran.
"Lewat program sosial ini, GTS ini kami ajak anak muda terjun langsung. Melihat dan merasakan kondisi siswa di pinggiran. Agar tidak terjadi gap tadi, caranya datang ke sekolah tetapi sekolah di desa, bukan sekolah internasional. sehingga merasa beruntung, kesenjangan sosial akan semakin turun justru menemukan kebermaknaan," jelasnya.
Baca Juga: Mencuat Dugaan Pelecehan saat Pionir, UGM: Belum Ada Laporan Masuk
Sementara salah satu peserta Peserta GTS dari Universitas Nahdhatul Ulama (UNU), Ilham Ramdani mengatakan ia sudah terjun di sebuah sekolah terpencil di Gunung Kidul. Dia merasakan langsung proses pembelajaran dan kondisi sosial para siswanya.
GTS menjadi salah satu batu loncatan untuk memahami kondisi pendidikan saat ini. Selain itu menjadi pembelajaran, khususnya mahasiswa calon guru.
"Saya mengajar anak-anak agar belajar jadi menyenangkan. GTS menjadi loncatan untuk memahami keadaan pendidikan saat ini," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Pemkab Kulon Progo Susun Strategi Kepatuhan Jaminan Ketenagakerjaan
-
LSJ FH UGM Berikan Rekomendasi Kasus Pelaporan Advokat Meila, Hentikan Penyidikan dan Dorong Proses Hukum yang Sesuai
-
ASI saat Menyusui Hanya Keluar Sedikit, Ahli Gizi UGM Berikan Tipsnya
-
Mencuat Dugaan Pelecehan saat Pionir, UGM: Belum Ada Laporan Masuk
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!