SuaraJogja.id - Mensesneg Pratikno dan Menteri Dalam Negeri (mendagri), Tito Kurniawan akan menjadi pembicara dalam Bulaksumur Roundtable Forum di UGM, Jumat (9/8/2024) besok. Keduanya bersama sejumlah akademisi akan membahas tentang masalah lingkungan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, termasuk darurat sampah yang tengah terjadi di Yogyakarta.
"Sampah menjadi bagian penting kalau kita membahas isu lingkungan. Seperti forum bulaksumur ini akan memfokuskan pada keberlanjutan, termasuk nantinya mendorong sustainable tourism yang relevan dengan yogyakarta," papar Dosen Politik dan Pemerintahan UGM, Hasrul Hanif, Rabu (8/7/2024).
Hasrul menyatakan, isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan penting dilakukan, sebab dalam banyak kasus, upaya untuk mendorong industrialisasi dan hilirisasi tidak jarang justru menghasilkan masalah lingkungan akibat alih fungsi lahan, konsumsi energi yang tinggi yang sebagian besar masih ditopang oleh batubara, serta peningkatan emisi dan polusi.
Karenanya perlu reorientasi dan transformasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang telah 25 tahun diterapkan. Hal ini penting mengingat tantangan dan solusi yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim bersifat saling terkait. Di sisi lain ada dampak dari pembangunan itu melintasi batas-batas yurisdiksi administrasi serta kategori global-lokal.
Desentralisasi tidak bisa semata-mata didasarkan pada semangat untuk membagi kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Namun lebih dari itu perlu semangat kolaborasi antar pihak untuk mengatasi berbagai tantangan perubahan dan dilema-dilema yang menyertainya.
"Arah baru desentralisasi dan otonomi daerah harus membuka ruang selebar-lebarnya bagi kolaborasi dan kemitraan multi-pihak termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional, dalam mendorong keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan di tingkat lokal," ujar dia.
Sementara Program Lead untuk CoPPS, Ian Agisti, mengungkapkan, berbagai pemangku kepentingan perlu berkoordinasi mendorong dan mengintegrasikan inisiatif keberlanjutan ke dalam lanskap politik dan kebijakan di Indonesia. Apalagi sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi hijau dan biru.
"Kami percaya kedua pendekatan ini sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia, dengan fokus pada empat area utama: energi, teknologi, pangan, dan pariwisata. Masing-masing area akan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi unik dari setiap wilayah di Indonesia,” Ian Agisti menambahkan," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Kabupaten/Kota Minta Tambahan Kuota, Sekda DIY Sebut Masalah Sampah Tak Rampung
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Satu Bulan Rampung? Progres Pemindahan Ratusan Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dipercepat
-
Rayakan HUT Balairung ke-40, Kagama Persma Soroti Bahaya Algoritma dan Krisis Kepercayaan Media
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama