Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 08 Agustus 2024 | 22:22 WIB
Sejumlah karya seni kriya ditampilkan dalam Festival Matra Kriya 2024 di Yogyakarta, Sabtu (20/7/2024) malam. [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu]

SuaraJogja.id - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menegaskan bahwa industri kreatif di subsektor kerajinan yang telah lama berkembang di daerah tersebut memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian lokal.

"Meskipun Bantul tidak memiliki sumber bahan baku kerajinan, industri kreatif tetap tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah," ungkap Abdul Halim di Bantul, Kamis (8/8/2024).

Menurutnya, perkembangan sektor industri kreatif di Bantul didorong oleh kreativitas dan inovasi para pelaku ekonomi kreatif. Meskipun bahan baku kerajinan harus didatangkan dari luar daerah, usaha ini tetap berkelanjutan dan terus tumbuh.

Ia mencontohkan, di Kasongan, Desa Bangunjiwo, yang terkenal sebagai pusat kerajinan gerabah, bahan baku tanah liat kini sudah tidak tersedia di Bantul dan harus diimpor dari daerah lain seperti Godean, Sleman, serta Kebumen dan Magelang di Jawa Tengah.

Baca Juga: Raperbup Tata Gumuk Pasir Parangtritis Diracik, Wisatawan dan Pelaku Usaha Diajak Berdiskusi

"Di Kasongan, sumber tanah liat sudah habis, namun kontribusi PDRB [Produk Domestik Regional Bruto] dari sektor ini justru meningkat. Ini membuktikan bahwa industri kerajinan di Bantul tetap eksis dan mampu bertahan meskipun bahan baku lokal telah habis," jelasnya.

Bupati juga menambahkan, selain tanah liat, bahan baku lain seperti bambu untuk kerajinan di Munthuk Dlingo juga harus didatangkan dari luar daerah. Bahkan, kulit untuk sentra kerajinan Manding serta kayu untuk mebel juga diimpor karena Bantul tidak memiliki sumber daya tersebut.

"Bantul bisa disamakan dengan Jepang-nya Indonesia karena tidak memiliki bahan baku sendiri, namun tetap mampu menghasilkan produk berkualitas," ujar dia.

Abdul Halim juga menyoroti bahwa industri kreatif di Bantul turut memberdayakan masyarakat pedesaan, seperti di sentra kerajinan gerabah Kasongan, di mana hampir seluruh penduduk terlibat dalam sektor kerajinan ini.

"Ekosistem kerajinan di Kasongan telah terbentuk dan terbukti mampu bertahan puluhan hingga ratusan tahun," katanya.

Baca Juga: Pulang Kerja, Istri Syok Temukan Suami Tewas Gantung Diri di Plafon Dapur

Load More