SuaraJogja.id - Sekitar 84 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia terancam gulung tikar. Sebab mereka hingga saat ini belum mampu menyelesaikan proses akreditasi. Padahal tenggat waktu akreditasi pada 18 Agustus 2024 mendatang.
"Kalau di data LLDikti, kita mengidentifikasi ada 84 PTS yang bakalan dicabut ijinnya karena pengelolanya sudah tidak jelas. Mahasiswanya juga dosennya, kalau ditanya mungkin tidak tahu," papar Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT), Ari Purbayanto disela Kickoff Leapfrogging dalam Peningkatan Mutu dan Relevansi berbasis Joint Resources PTS DIY di Yogyakarta, Sabtu (10/8/2024).
Sejumlah permasalahan muncul dalam mengurus akreditasi. Mulai dari permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM), jumlah dosen yang kurang, adanya persoalan dengan yayasan hingga kendala pendanaan.
Bila nantinya benar-benar 84 PTS tutup, maka dikhawatirkan mahasiswa mereka tidak akan bisa melanjutkan kuliahnya. Karena itu pemerintah akan memindahkan mahasiswa ke PTS lain yang siap menampung mereka.
Begitu pula dengan dosen-dosennya di PTS yang tutup juga bisa pindah ke kampus lain. Namun dengan catatan, mereka harus memiliki kualifikasi yang baik.
"Jadi dosen ini bukan sekadar punya ijazah, tapi punya kompetensi juga. Kalau dia sudah punya profil bagus, kerja di mana pun dicari-cari. Masalahnya, kalau dosen hanya mengaku sebagai dosen tapi dicari di Google saja tidak ada namanya, itu ya susah. Punya ijazah tapi tidak bisa apa-apa, siapa yang mau merekrut atau mencari pekerjaan pun tidak bisa," ujar dia.
Ari menyebutkan, dari 84 PTS yang gulung tikar antara lain dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera. Namun tidak ada satupun PTS yang akan ditutup dari Yogyakarta.
"Jogja itu contoh terbaik [PTS-nya], yang banyak [ditutup] nanti di wilayah Jawa Barat, di wilayah Jakarta, kalau di Sumatera, satu ya," jelasnya.
Sementara Plt Direktur Kelembagaan Dirjen Dikti, Riset dan Teknologi, Bhimo Widyo Andoko mengungkapkan PTS diharapkan bisa membuat strategi dalam rangka menciptakan kampus yang unggul. Diantaranya memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan kampus-k
Baca Juga: Mudahkan Deteksi Penyakit Alzheimer, Mahasiswa UGM Kembangkan Lidah Elektronik
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk