Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 16 Agustus 2024 | 19:16 WIB
Ribuan warga berebut apem saat puncak acara Saparan Ki Ageng Wonolelo, di Ngemplak, Sleman, Jumat (16/8/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Ribuan warga memadati kompleks makam Ki Ageng Wonolelo yang terletak di Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman pada Jumat (16/8/2024).

Bukan tanpa alasan, mereka berkumpul untuk menantikan ribuan apem yang disebar dalam puncak tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo.

Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di lapangan, ribuan warga dari berbagai golongan usia itu sudah berada di sana sejak siang. Di kompleks makam sendiri ada satu menara berada di tengah dengan bertuliskan 'Panggung Apem Ki Ageng Wonolelo'.

Prosesi ritual sendiri sudah dimulai sejak pukul 14.00 WIB namun kirab baru berjalan hingga penyebaran apem sekira pukul 16.30 WIB.

Baca Juga: Upacara Bendera Sakral di Bukit Klangon, Mengenang Sejarah Pertempuran di Lereng Merapi

"Saparan Wonolelo ini sudah berlangsung ke-57, tujuan kita adalah mengenang perjuangan ki ageng wonolelo sekaligus mendoakan," kata Ketua Trah Ki Ageng Wonolelo, Kawit Sudiyono, ditemui di lokasi, Jumat siang.

Disampaikan Kawit, kirab itu membawa sejumlah peninggalan dari Ki Ageng Wonolelo. Di antaranta kitab suci Al-Quran peninggalan Ki Ageng Wonolelo, bandil, baju ontrokusumo, kopyah, potongan kayu jati mustoko masjid, teken (tongkat kayu).

Termasuk ada dua gunungan apem yang nantinya akan diperebutkan oleh warga. Kirab sendiri akan mengelilingi desa hingga ke makam.

Pemilihan kue apem sendiri tidak sembarang. Ada makna dan nilai filosofis bagi warga di sana.

"Kenapa apem? Apem sendiri berasal dari bahasa Arab yang berlafal Affum yang memiliki arti permintaan maaf. Maknanya kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tersebut tidak minta maaf," terangnya.

Baca Juga: Dinas Pariwisata Sleman Tekankan Pelaku Wisata Terapkan Sapta Pesona

Diungkapkan Kawit, total ada sekitar 2 ton apem yang disebarkan kepada warga. Jumlah itu lebih banyak ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau tahun kemarin sekitar 1,5 ton, kalau tahun ini ditimgang terakhir tadi mencapai 2 ton. Itu ada dari bikinan warga dan juga kiriman dari luar trah. Untuk yang gunungan apem ada dua," ujarnya.

Salah seorang warga yang mendapat apem, Ngadino (60 mengaku percaya apem itu dapat mendatangkan kesehatan.

"Ya, saya percaya bisa mendatangkan kesehatan," ucap Ngadino.

Load More