Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 19 Agustus 2024 | 20:37 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat El Nino. (Dok: Kementan)

SuaraJogja.id - Kemarau panjang di sejumlah kabupaten di DIY tidak hanya membuat tiga Gunungkidul, Sleman dan Kulon Progo mengalami kekurangan air. Sejumlah lahan di Gunung Kidul pun saat ini mengalami puso atau gagal panen.

Mengetahui hal ini, Pemda DIY pun menyiapkan dana kebencanaan pasca penetapan Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang diberlakukan 31 Agustus 2024 mendatang. Dana kebencanaan tersebut berada di masing-masing kabupaten/kota.

"Saya tidak tahu persis berapa hektarenya yang tahu [pemerintah] kabupaten-kota, itu punya dana untuk kebencanaan itu included kekeringan dan sebagainya," ujar Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (19/8/2024).

Sultan menyebutkan, selain kabupaten/kota, Pemda DIY juga menyiapkan backup anggaran. Dana ini digunakan bilamana angggaran yang dimiliki kabupaten/kota tidak cukup untuk mengatasi masalah kekeringan.

Baca Juga: "Ojo Kesusu Rabi!": Wayang Cakruk jadi Ajang Edukasi Cegah Nikah Dini di Gunungkidul

Namun anggaran tersebut baru bisa dialokasikan bilamana kabupaten/kota mengajukan ke Pemda DIY. Sebab penganggaran akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), termasuk urusan administratif seperti penerbitan Keputusan Gubernur.

"Kita juga punya itu [anggaran kebencanaan, njagani [jaga-jaga] kabupaten kota jebol anggarane [habis anggarannya], kita bisa ikut membantu," tandasnya.

Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP DIY Andi Nawa Candra mengungkapkan, gagal panen akibat kekeringan di Gunung Kidul kebanyakan terjadi pada tanaman padi. Kawasan tersebut merupakan lahan tadah hujan yang tidak beririgasi teknis.

"Detail luasan bisa ditanyakan ke kabupaten," jelasnya.

Andi menambahkan, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk menangani kekeringan. Diantaranya memanfaatkan pompa air bila masih ada sumber air.

Baca Juga: Delegasi Negara Colombo Plan Belajar Membatik di Kegiatan TPBIS Gunungkidul

"Ini kami lakukan untuk menyelamatkan pertanaman yang memasuki fase generatif," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More