SuaraJogja.id - Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi menyatakan, program subsidi pertalite yang tepat sasaran harus dilakukan. Sebab saat ini beban APBN membengkak untuk memberikan subsidi BBM, khususnya Pertalite.
"Alokasi belanja subsidi ini selalu membengkak mencapai Rp 90 triliun setiap tahun karena sekitar 80 persen tidak tepat sasaran. Dalam hal ini, pemerintah harus serius menjalankan program subsidi tepat pertalite," papar Fahmy di Yogyakarta, Senin (19/8/2024).
Menurut Fahmy, apabila program tepat sasaran pertalite berhasil dilaksanakan, maka negara akan menghemat APBN. Bahkan bisa menyelamatkan APBN untuk belanja subsidi.
Penghematan anggaran subsidi BBM bisa dialihkan ke program-program yang lebih strategis untuk kepentingan rakyat. Sebut saja sektor pendidikan, pengentasan kemiskinan hingga bantalan sosial.
"Jadi saya kira program subsidi tepat pertalite ini cukup efektif dan sangat bermanfaat khususnya untuk menghemat anggaran APBN dalam hal subsidi. Karena beban subsidi sangat besar sekali maka diperlukan program subsidi tepat sesegera mungkin. Selain itu, jika program ini berhasil tentunya juga dapat membantu mengendalikan inflasi," tandasnya.
Selain tepat sasaran, lanjut Fahmy revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM juga dibutuhkan. Revisi Perpres ini diperlukan untuk lebih memperinci mekanisme yang digunakan dalam penyaluran BBM bersubsidi.
Diantaranya kriteria kelompok masyarakat dan kendaraan yang berhak mengkonsumsi BBM bersubsidi dan lainnya. Aturan harus dijelaskan secara eksplisit diatur dalam Perpres tersebut, termasuk adanya sanksi yang diberikan kepada mereka yang masih membeli atau menjual BBM bersubsidi yang bertentangan dengan Perpres tersebut.
"Ini penting agar bila terjadi risiko moral hazard di SPBU maka aparat dapat menindak karena ada dasar hukumnya. Payung hukum sangat penting agar keberhasilan program subsidi tepat pertalite itu dicapai dengan baik,” ungkapnya.
Sementara Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengungkapkan, program subsidi tepat pertalite menggunakan sistem QR Code bisa dilakukan. Kebijakan ini bisa diterapkan agar menjadi suatu kepastian masyarakat yang layak mendapatkan karena status dan kondisi ekonominya lebih bisa menikmati subsidi tersebut.
Baca Juga: Kisah Haru Orang Tua Gantikan Sang Putri yang Telah Tiada Kuliah di FEB UGM
Di DIY, program Subsidi Tepat merupakan upaya agar penyaluran BBM bersubsidi baik Jenis solar (B30) dan pertalite (RON 90) lebih tepat sasaran terus bergulir. Program subsidi tepat solar mengawali mekanisme penyaluran menggunakan QR Code dinilai cukup efektif. Bahkan saat ini mulai dijalankan pembelian BBM jenis pertalite roda empat menggunakan QR Code di seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya di DIY.
"Dengan adanya program ini maka warga Kota Yogyakarta yang membutuhkan dapat menikmati subsidi, termasuk pelaku UMKM yang notabene manfaatkan pertalite," paparnya.
Sugeng menambahkan, secara umum jika program subsidi tepat pertalite berjalan secara masif dan terus digulirkan maka akan bermanfaat membantu perekonomian masyarakat kecil. Pemberlakuan program ini akan mempermudah masyarakat yang berhak mendapatkan bahan bakar murah dengan layanan subsidi tepat pertalite menggunakan QR Code.
"Saya menghimbau kepada warga Kota Yogyakarta yang memang berhak mendapatkan BBM bersubsidi segera mendaftarkan kendaraan roda empatnya lewat program subsidi tepat pertalite," ujarnya.
Salah seorang warga Kota Yogyakarta, Topo Handono mengaku menggunakan QR Code dalam membeli BBM subsidi. Hal ini sangat membantu kalangan juru mudi yang memang kendaraan membutuhkan pertalite.
"Pakai barcode untuk membeli pertalite sangat mudah dan cepat. Ini juga jadi tepat sasaran apabila pakai barcode. Jadi lebih menjamin siapa yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Wujudkan "Forest City" di IKN, UGM Inisiasi Wanagama Nusantara Seluas 621 Hektar
-
Lautan jadi Ruang Persalinan, Mahasiswa KKN UGM Selamatkan Nyawa Ibu dan Bayi di Pulau Liki
-
APBN 2025 Defisit, Begini Komentar Sri Sultan HB X
-
Perlu Dukungan Olah Ide dan Gagasan Visi Misi Negara, Pusat Studi Pancasila UGM Kritik Peran BPIP
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Media Vietnam Akui Nguyen Cong Phuong Cs Pakai Tekel Keras dan Cara Licik
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
-
Keluarga Sebut Diplomat Arya Daru Hanya Gunakan Satu Ponsel yang Kini Masih Hilang
-
Kakak Ipar Arya Daru Ungkap Kondisi Istri: Minta Masyarakat Kawal Kasus dengan Empati
-
Arya Daru Putuskan Bunuh Diri? Keluarga Akui Tak Pernah Dengar Almarhum Mengeluh soal Kerjaan
-
Jadi Korban Tabrak Lari, Innova Dikemudikan Mahasiswa Terjun Bebas Timpa Rumah Warga di Sleman