SuaraJogja.id - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mengungkap dampak puncak musim kemarau di wilayahnya. Tercatat sejauh ini kolam budidaya ikan seluas 171,1 hektare tak dapat teraliri air secara maksimal.
Hal ini disampaikan Plt Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono. Dampak kemarau itu tercatat di Bumi Sembada mulai Mei dan memasuki puncak pada akhir Juli 2024 kemarin.
Dia mengakui bahwa puncak musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Sleman memberi potensi dampak kekeringan pada beberapa wilayah.
"Data di bidang perikanan menunjukkan kolam budidaya yang mulai terdampak kekurangan air dan sebagian sudang kering seluas 171,1 hektare dari luas kolam 1.134 hektare atau 15 persen," kata Suparmono, dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).
Baca Juga: Jelang Hadapi Semen Padang, Pelatih PSS Sleman Minta Hal Ini Segera Dibenahi
Kondisi cuaca ekstrem saat puncak kemarau termasuk dengan fenomena bediding. Termasuk fluktuasi suhu berlangsung secara cepat ketika siang panas, malam hari dingin.
Hal tersebut kemudian berdampak pada penurunan produksi ikan baik benih maupun konsumsi. Faktor penyebabnya antara lain volume air di kolam kurang dan bahkan tidak bisa terairi.
"Kondisi ini menyebabkan banyak pembudidaya ikan memanen ikan lebih awal karena takut kekeringan. Ketiadaan air juga mengakibatkan pembudidaya ikan tidak bisa memelihara ikan," ujarnya.
Di sisi lain suhu dingin yang ekstrem turut memicu pathogen penyebab penyakit ikan berkembang lebih cepat. Parasit endemi seperti Trichodina ditemukan hampir di seluruh wilayah perairan budidaya di Sleman.
"Ditemukan juga bakteri Aeromas sp yang berkembang dan menyerang ikan," imbuhnya.
Baca Juga: Danang Maharsa Benarkan Kabar PKB Beri Rekomendasi ke Harda Kiswaya di Pilkada Sleman
Fluktuasi suhu tersebut juga menyebabkan nafsu makan ikan berkurang sehingga antibodi ikan mengalami penurunan dan mudah terserang penyakit. Serangan hama penyakit ikan dan kekurangan air itu menjadi penyebab utamanya berkurangnya produksi di bulan Agustus.
Berita Terkait
-
Ditanya Banjir Sampai Sampah saat Halalbihalal ke Megawati, Pramono: Alhamdulillah Bisa Kita Jawab
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
Lele Antibiotik: Amankah Dikonsumsi? Ancaman Resistensi Mengintai!
-
Harga Tiket Lion Air Jakarta-Makassar dan Jakarta Medan Terbaru
-
CEK FAKTA: Raffi Ahmad Sebut Air Garam Bisa Atasi Diabetes
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
Pilihan
-
Petaka Mees Hilgers: Cedera Jadi Kontroversi Kini Nilai Pasar Terus Turun
-
Potret Denny Landzaat Salam-salaman di Gereja Saat Lebaran 2025
-
Media Belanda: Timnas Indonesia Dapat Amunisi Tambahan, Tristan Gooijer
-
Jumlah Kendaraan 'Mudik' Tinggalkan Jabodetabek Tahun Ini Meningkat Dibandingkan 2024
-
PSSI Rayu Tristan Gooijer Mau Dinaturalisasi Perkuat Timnas Indonesia
Terkini
-
Waspada Lonjakan Sampah Lebaran, Yogyakarta Siapkan Jurus Ampuh Ini
-
Libur Lebaran Tetap di Jogja? Ini Strategi Dinas Pariwisata Agar Wisatawan Betah
-
Idul Fitri, Haedar Nashir Ingatkan Jiwa Khalifah Luntur, Umat dan Pemimpin Akan Bermasalah
-
Tiket Ludes, Yogyakarta Diserbu Pemudik: KA Java Priority Jadi Primadona
-
Hasto Wardoyo Jamin Takbir Keliling Tak Ganggu Lalu Lintas Jogja, Tapi Ada Syaratnya