SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 16-22 Agustus 2024.
"Pada minggu ini terjadi 6 kali awan panas guguran ke arah barat daya atau ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).
Sementara itu guguran lava teramati sebanyak 314 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.900 meter. Kemudian dua kali ke arah selatan atau hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.000 meter.
Ada pula 1 kali ke arah barat atau hulu Kali Batang sejauh 1.000 meter dan 1 kali ke arah barat laut yakni hulu Kali Apu sejauh 500 meter. Suara guguran terdengar 22 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dan thermal kubah lava dari foto udara tanggal 21 Agustus 2024. Analisis itu dilakukan dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum dan Babadan2.
"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava dan awan panas guguran," ujarnya.
Kemudian untuk titik panas tertinggi teramati sebesar 243 derajat celsius. Angka tersebut masih relatif sama dari suhu pengukuran sebelumnya.
Sementara itu untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan. Titik panas tertinggi teramati sebesar 215,4 derajat celsius atau lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.
Baca Juga: Dari Lava Bantal hingga Aliran Piroklastik, Inilah Calon Geopark Nasional di Sleman
"Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik," ucapnya.
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 1.013 kali. Disusul gempa fase banyak 70 kali, 16 kali gempa vulkanik dangkal, 12 kali gempa tektonik, 6 kali gempa awan panas dan satu kali gempa frekuensi rendah.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," tuturnya.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,3 cm per hari atau relatif sama dengan minggu lalu.
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim