SuaraJogja.id - Sejumlah mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan 'Pratikno Dilarang Masuk' di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM. Spanduk itu dibentangkan di salah satu sudut ruangan bertepatan dengan acara podcast 'Bocor Alus Politik' yang diselenggarakan Tempo, Senin (26/8/2024).
Acara itu mengusung tema 'Begal Konstitusi Demi Dinasti' dengan menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo hingga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas.
Pemasangan spanduk itu dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang berjas almamater UGM. Namun tidak ada yang memberi keterangan lebih lanjut terkait hal ini.
Ditemui usai acara itu, Ganjar mengaku tak tahu tentang pembentangan spanduk tersebut. Dia justru bertanya terkait maksud pembentangan spanduk itu.
Baca Juga: Soroti Kondisi Darurat Demokrasi Indonesia, 1000 Akademisi UGM Sampaikan Pernyataan Sikap
"Dilarang masuk mana? Siapa? (yang membentangkan spanduk), ya kenapa, kok ndak boleh? kan ngajar di sini beliau (Pratikno)," kata Ganjar ditemui di Fisipol UGM, Senin siang.
"Kenapa ada bentangan spanduk?" tanya Ganjar kepada seorang mahasiswi yang hendak meminta foto bersama.
Namun ternyata mahasiswa itu tidak mengetahui alasan di balik pemasangan spanduk tersebut.
"Wo nggak tau dia," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu merujuk kepasa mahasiswi yang baru saja ditanyainya.
Kendati begitu, Ganjar menyinggung sedikit terkait dengan mendengarkan persoalan yang ada. Termasuk mendengar kritik dari publik.
Baca Juga: Bahlil jadi Ketum, Kandidat Pilkada Golkar Terancam Kena Kocok Ulang?
"Sikap kritis itu ya didengarkan," ujarnya.
Tidak hanya spanduk soal Mensesneg Praktino saja yang dibentangkan mahasiswa. Sejumlah sudut lain Fisipol UGM pun dihiasi dengan berbagai spanduk kritikan.
Spanduk itu sebagai respons atas situasi dinamika politik dalam beberapa waktu terakhir. Tulisan-tulisan itu mulai dari Darurat Demokrasi hingga Tolak Politik Dinasti.
Disinggung mengenai aksi massa di beberapa daerah yang memakan korban luka-luka, Ganjar kembali menegaskan semua pihak penting untuk saling mendengarkan.
"Ya semua harus hati-hati, semua harus menjaga diri, semua harus mendengarkan suara-suara publik, jangan brutal semua," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kondisi Pengungsi Erupsi Lewotobi Membaik, Pemerintah Siapkan Hunian Baru di Lokasi Aman
-
Anies Baswedan Pamer Cerita saat Kuliah di UGM Bareng Pramono Anung, Warganet: Jokowi Mana Punya
-
Mahasiswa Bisnis Perjalanan Wisata UGM Gelar Olimpiade Pariwisata #13 Tingkat Nasional
-
Resmi! Basuki Terpilih Jadi Ketum Kagama Gantikan Ganjar Pranowo
-
Jubir PDIP Sebut Ada Kepanikan, Ganjar Singgung Efek Jokowi Kampanye di Purwokerto
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi