Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 27 Agustus 2024 | 10:45 WIB
Satu tangki mobil mengirimkan air bersih ke salah satu wilayah sulit air di Gunungkidul. (SuaraJogja.id/HO-BPBD Gunungkidul)

SuaraJogja.id - Kekeringan di Gunungkidul kian meluas dan wilayah terdampak semakin bertambah. Masyarakat mulai menjual ternak mereka untuk sekedar membeli air bersih dari pihak swasta. Pasalnya bantuan droping air bersih tak menjangkau mereka.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul bahkan akhirnya memutuskan untuk memperpanjang status siaga kekeringan hingga Oktober 2024 mendatang. Status siaga kekeringan sendiri berakhir akhir Agustus ini.

Berdasarkan SK Bupati Nomor 135/KPTS/2024 tentang penetapan status status siaga darurat bencana hidrometeorologi kekeringan di Gunungkidul diberlakukan mulai 1 Juni 2024 dan bakal berakhir 31 Agustus 2024.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, prediksi BMKG puncak musim kemarau sampai Oktober dasarian kedua. Hal itulah yang mendasari mereka untuk akhirnya memperpanjang status siaga kekeringan.

Baca Juga: Jogja Diguncang Gempa Besar, BPBD DIY: Sementara Tak Ada Kerusakan dan Korban Jiwa

"Selain itu juga karena situasi kekeringan yang terus meluas serta diprediksinya kemarau sampai akhir Oktober maka status siaga kekeringan kami perpanjang sampai Oktober 2024 mendatang," tutur Purwono, Selasa (27/8/2024).

Gunungkidul sendiri telah mengalokasikan anggaran untuk droping air bersih sebanyak 1000 tangki Selama musim kemarau ini. Sebagian besar anggaran dropping air bersih tersebut sudah digunakan dan kemungkinan besar banyak bakal menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT).

Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul Arif Prasetyo Nugroho menambahkan anggaran droping air bersih sudah sebagian besar sudah tersedot untuk bantuan ke 11 dari 18 Kapanewon di Gunungkidul. Bahkan sudah ada kapanewon yang mengalihkan permohonan bantuan air bersih ke BPBD.

"Saat ini BPBD Gunungkidul telah menyalurkan sebanyak 832 tangki atau 4.160.000 liter air bersih," tambahnya.

Sebanyak 4 juta liter lebih ini telah mereka salurkan ke 11 kapanewon di antaranya, Karangmojo, Ponjong, Semanu, Rongkop, Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Nglipar, dan Girisubo. Permintaan bantuan air bersih terus masuk ke BPBD, padahal anggaran sudah menipis.

Baca Juga: BPBD Sebut Wilayah Bantul Rawan Kebakaran Dedaunan di Permukaan Tanah

Sisa air bersih yang belum disalurkan saat ini sebanyak 168 tangki. Oleh karenanya pihaknya juga tengah mengajukan tambahan air bersih sebanyak 600 tangki bersumber dari dana belanja tak terduga (BTT).

Salah satu warga Kapanewon Panggang Gunungkidul yang terdampak kekeringan mengaku telah membeli belasan tangki air bersih seharga Rp150.000 per tangki selama musim kemarau. Sejak bulan Maret yang lalu dirinya telah membeli air bersih dan kini Dia terpaksa menjual sapinya untuk membeli air bersih.

"Ya bagaimana lagi. Air itu kebutuhan utama," tegasnya.

Kontributor : Julianto

Load More