SuaraJogja.id - Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional dan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79, KB INKLUSIF GANTARI YAKKUM menggelar parade budaya. Kegiatan ini diikuti oleh 3 sekolah dengan jumlah peserta 80 anak disabilitas dan non disabilitas, orang tua, dan guru-guru pendamping. Kegiatan ini dimulai dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM sebagai titik kumpul dan titik akhir parade menggunakan kereta kelinci.
Parade Budaya dengan tema “Setara dalam Keberagaman” ini diselenggarakan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM sebagai implementasi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terdapat pada kurikulum KB Inklusif Gantari.
Acara ini dibuka oleh Ibu Sri Wahyuni selaku Kepala Sekolah KB Inklusif Gantari, Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Parade Budaya dengan mengusung tema satu dalam keberagaman ini adalah puncak acaranya dari Hari Anak Nasional dan Hari Kemerdekaan RI Ke-79. Dengan adanya Parade Budaya, kita ajarkan ke siswa siswi tentang keberagaman yang ada di Indonesia. Berbicara keberagaman, juga berbicara tentang inklusi. Bagaimana Siswa siap menerima kondisi keberagaman teman-teman yang ada di sekolah, baik itu ras, agama, budaya maupun perbedaan kondisi.
Selain Parade Budaya, Sri Wahyuni juga menjelaskan adanya kegiatan fashion show yang harapannya dapat menumbuhkan kepercayaan diri tiap anak untuk tampil di depan umum. Hadiah yang diberikan berupa media belajar.
“Kami berharap hadiah ini bisa bermanfaat untuk sekolah-sekolah dalam mengajar siswa siswinya.” - Sri Wahyuni, Kepala Sekolah KB Inklusif Gantari
Sri Wahyuni berharap, dengan adanya kegiatan ini sekaligus dapat mempromosikan KB Inklusif Gantari kepada masyarakat sekitar dan menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah SLB dan PAUD.
“Saya senang karena bisa lihat keragaman budaya, bisa belajar budaya yang berbeda-beda. Indonesia kaya akan budaya. Saya senang Alisya bisa dapat kesempatan bergabung dengan teman-teman yang lain.” - Helga Fredina Haluk, orang tua siswa yang berasal dari Wamena, Papua
Helga, perwakilan dari salah satu orang tua siswa KB Inklusif Gantari yang berasal dari Wamena, Papua datang langsung dari Papua untuk dapat belajar terkait sekolah inklusi. Helga berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan. Karena dengan adanya kegiatan ini, hubungan orang tua siswa siswi juga bisa lebih erat. Anak-anak pun pun bisa belajar hal-hal baru.
Baca Juga: Bappenas Pantau Pembangunan Inklusif Multipihak Melalui PRYAKKUM
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Anggaran Pariwisata Sleman Tahun Depan Dipangkas 62 Persen, Sejumlah Event Besar Terancam Hilang
-
Revitalisasi Selesai, Inilah Nasib Pedagang Pasar Terban dan Fasilitas Parkir Baru yang Dinanti
-
Sleman Optimis Tembus 8 Juta Kunjungan Wisata di 2025, Tapi Ini yang Jadi Penghalang Terbesar
-
Soal Rencana Pembatasan Gim Online, Komdigi: Kami Siap Tindak Lanjuti
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Ini 3 Link Aktif DANA Kaget Terbaru