SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 23-29 Agustus 2024.
"Pada minggu ini terjadi 8 kali awan panas guguran ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (31/8/2024).
Sementara itu guguran lava teramati sebanyak 327 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter dan 2 kali ke arah barat (hulu Kali Sat/Putih) sejauh 1.300 meter.
Baca Juga: Laporkan Temuan Objek Diduga Cagar Budaya, Sejumlah Warga DIY dan Jateng Diberi Penghargaan
"Suara guguran terdengar 6 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," ucapnya.
BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, Babadan2 dan analisis thermal kubah lava dari foto udara tanggal 25 Agustus 2024. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan.
Hal itu akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah yakni berupa guguran lava dan awan panas guguran. Titik panas tertinggi teramati sebesar 243 derajat celsius, relatif sama dari suhu pengukuran sebelumnya.
Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Titik panas tertinggi teramati sebesar 212,5 derajat celsius lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik," tandasnya.
Baca Juga: Obat Sehat atau Racun Karir? Ancaman Doping Mengintai Atlet PON
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 963 kali. Disusul gempa fase banyak 33 kali, 9 kali gempa vulkanik dangkal, 9 kali gempa tektonik, 8 kali gempa awan panas dan 4 kali gempa frekuensi rendah.
Berita Terkait
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan