SuaraJogja.id - Dinkes Gunungkidul mulai melakukan skrining aktif penyakit TBC. Skrining ini dilakukan dengan menggandeng Zero TB Yogyakarta dan dibiayai oleh Yayasan Kitabisa. Rencananya mereka bakal menggelar 20 kali skrining di 3 kapanewon.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono menuturkan TBC merupakan penyakit yang sangat sulit untuk ditemukan tetapi kalau ditemukan diobati mudah asal punya komitmen. Skrining perlu dilakukan untuk menemukan penderita penyakit TBC ini.
"Dinkes memiliki beban standar minimal denhan PMK nomor 4 2004. Bagaimana TBC bisa ditemukan dan diobati, beban target kita itu temuan 80 persen dari populasi yang kita skrining. Harapannya dapat segera diobati. Sehingga angka kesembuhannya semakin tinggi," tutur dia, di sela skrining TBC di Puskesmas Ponjong I, Selasa (10/9/2024).
Selama ini, skrining telah dilakukan namun dengan model pasif. Di mana pihak Dinkes menunggu laporan dari Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang pertama kali memeriksa warga. Ketika dilaporkan ada warga yang suspect TBC dengan menunjukkan gejala barulah ditindaklanjuti.
Dan biasanya membutuhkan waktu untuk melihat apakah benar-benar TBC atau tidak. Sehingga warga tersebut masih bebas untuk bergaul tanpa diobati dan berpotensi menularkan penyakit tersebut ke orang lain yang sebelumnya sehat.
"Itu kan penularan lewat droplet, jadi mudah," kata dia.
Pihaknya sengaja menggandeng Zero TB Yogyakarta karena memiliki peralatan canggih untuk skrining TB di mana suspect cukup di-rontgen thorax dan bisa langsung diketahui hasilnya. Sehingga pasien bisa langsung tertangani dengan baik.
Dia menambahkan, tahun 2023 yang lalu pihaknya juga sudah menggandeng Zero TB Yogyakarta dan mampu mendongkrak temuan TB 16 persen dari suspect yang diskrining. Di mana ada peningkatan temuan 50 persen menjadi 70 persen dari suspect yang diskrining.
"Kalau alat itu di Gunungkidul kita belum memiliki, mahal soalnya. Sekarang targetnya ada 2.000 orang. Mereka suspect TB karena hidup sehari-hari dengan pasien TB," tambahnya.
Baca Juga: Demi Serap Aspirasi, Sutrisna-Sumanto Bakal Sambangi Warga hingga Pelosok Dusun
Yayasan Kitabisa juga mereka gandeng untuk membiayai skrining tersebut. Karena tidak bisa dipungkiri lagi jika biaya skrining cukup mahal sehingga dengan subsidi maka bisa dilakukan dengan gratis. Pihaknya berharap skrining gratis ini bisa terus dilakukan
VP Of Business, People & Organizations Kitabisa, Edo Irfandi mengatakan KitaBisa, platform penggalangan dana sosial terbesar di Indonesia terus berkomitmen dalam upaya pelestarian lingkungan dan kesehatan melalui berbagai inovasi program berkelanjutan yang dihadirkan melalui platform kitabisa.org.
Salah satu diantaranya adalah program Generasi Sehat, yang saat ini menginisiasi kegiatan penemuan kasus TBC aktif (Active Case Finding) bekerjasama dengan Zero TB Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
"Program ini melibatkan masyarakat di wilayah kasus TBC yang dilaporkan cukup tinggi," tambahnya.
Inovasi Teknologi untuk Deteksi Dini TBC
Salah satu keunggulan program ini adalah penggunaan mesin sinar X portabel dan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mengklasifikasi hasil Rontgen yang mengarah ke TBC, yang selanjutnya membutuhkan pemeriksaan konfirmasi dengan tes cepat molekuler.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
5 Alasan Transportasi Bus Masih Jadi Pilihan untuk Jarak Jauh
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau