Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 11 September 2024 | 13:22 WIB
Ilustrasi tawuran. (Suara.com/Ema)

SuaraJogja.id - Jogja Police Watch (JPW) meminta pihak kepolisian untuk lebih gencar melakukan patroli terlebih saat malam hingga dini hari. Hal ini sebagai langkah antisipasi terjadi aksi kejahatan jalanan hingga tawuran.

Permintaan JPW ini menyusul dugaan aksi tawuran yang berujung meninggalnya korban jiwa di Seyegan, Sleman, Minggu (8/9/2024) dini hari lalu. Ada pula kasus kejahatan jalanan yang kemudian muncul di media sosial.

"Dengan dilakukan patroli secara rutin tidak angin-anginan dapat meminimalisir aksi tawuran dan klitih terjadi. Karena lebih baik dicegah sebelum kejadikan terjadi baru ada tindakan. Kan masing-masing Polres yang ada di Polda DIY dapat melakukan koordinasi untuk melakukan razia rutin," kata Baharuddin Kamba, selaku Kadiv Humas JPW, Rabu (11/9/2024).

Selain itu, disampaikan Kamba, dengan adanya patroli rutin setidaknya dapat mencegah jatuhnya korban luka maupun meninggal dunia. Lebih mirisnya para pelaku tawuran maupun kejahatan jalanan umumnya masih remaja dan masih sekolah.

Baca Juga: Ojol di Sleman Dibegal Suruhan Pacaranya Sendiri, Ternyata Motifnya Karena Ini

"Maka perlu pembinaan tidak hanya diamankan oleh pihak kepolisian kemudian dengan mudah dilepaskan lagi dan berbuat ulah lagi," ujarnya.

Pemanggilan kepada pihak-pihak tertentu, mulai dari orang tua hingga sekolah pun dirasa perlu dilakukan. Tujuannya untuk semakin memberi kesadaran sekaligus pembinaan.

"Panggil orangtua dan pihak sekolah diberikan pembinaan jika mengulangi perbuatan yang sama, maka ancaman pidananya lebih tinggi," ucapnya.

Menurut Kamba, peran orangtua sangat dominan dalam mencegah aksi tawuran maupun kejahatan jalanan. Selain itu, pemimpin daerah pun harus bisa ambil peran terkait persoalan ini.

"Para pemimpin didaerah juga harus ambil peran dalam mencegah terjadinya aksi tawuran dan klitih. Jangan hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian," tandasnya.

Baca Juga: Aksi Main Dadu di Pasar Srikaton Digerebek Polisi, Tiga Orang Diciduk

Kasus Seyegan Murni Kecelakaan

Diberitakan sebelumnya, dugaan tawuran antar pelajar di Sleman itu menyebabkan satu orang berinisial ALF (15) meninggal dunia. Korban diketahui meninggal usai sempat kritis setelah terjatuh pada motornya saat kejar-kejaran.

Kapolresta Sleman, Kombes Yuswanto Ardi menuturkan bahwa kematian korban merupakan murni akibat kecelakaan lalu lintas.

"Jadi kemarin itu meninggal bukan karena tawuran, meninggal itu karena kecelakaan lalu lintas. Saat ini ditangani oleh satuan lalu lintas Polresta Sleman. Nah untuk tawurannya sendiri belum jelas," kata Ardi saat dihubungi, Senin (9/9/2024).

Diungkapkan Ardi, dari hasil olah TKP, korban diketahui tengah bersama rekan-rekannya mengendari tiga motor. Namun tiba-tiba ada salah satu motor yang tiba-tiba terjatuh.

"Jadi pasti fakta di lapangan yang ada itu mereka berjalan beriringan tiga motor mengejar sesuatu, kita enggak ngerti dia ngejar apa," ujarnya.

"Tiba-tiba salah satu motor oleng, terjatuh. Nah itu hasil olah TKP," imbuhnya.

Nahas saat terjatuh tersebut, ada kendaraan sepeda motor lain yang datang dari arah berlawanan. Sehingga tabrakan antara korban dan sepeda motor itu tak terhindarkan.

"Hasil olah TKP seperti itu, jatuh [dari motor] disikat sama kendaraan yang lain [motor] dari arah berlawanan. Nah meninggal, itu kalau fakta yang sudah terbukti seperti itu," tuturnya.

Dia memastikan peristiwa tersebut merupakan laka lantas dan meminta Satlantas Polresta Sleman untuk menangani. Sedangkan dugaan tawuran masih akan didalami kepada saksi-saksi yang ada.

"Dugaan tawuran nanti akan kita dalami dari teman-teman si korban yang meninggal dunia ini, 'kamu sebenarnya ngejar siapa, apa maksudnya ngejar', kan gitu," ungkapnya.

Load More