SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul, tengah mengembangkan aplikasi sistem informasi terpadu untuk pengelolaan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, termasuk di area Panggung Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Sewon.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan bahwa melalui inovasi Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi (Pesan Sufi), diharapkan rencana pengelolaan kawasan ini dapat berjalan secara terpadu dan terkoordinasi karena melibatkan banyak pemangku kepentingan.
"Pengelolaan kawasan ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya," ujar Abdul Halim, Kamis (12/9/2024).
Ia menambahkan bahwa pengelolaan ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, sehingga diperlukan keselarasan langkah antara pemerintah dan pihak terkait.
Baca Juga: Bantul Siapkan Sistem Informasi Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi
"Dengan adanya Pesan Sufi, pelestarian dan pengembangan kawasan dapat sejalan dengan program-program CSR perusahaan, sehingga potensi warisan budaya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.
Bupati juga menyoroti pentingnya Bantul sebagai bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta yang diakui UNESCO pada September 2023. Garis imajiner ini menghubungkan Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Ia berharap inovasi ini dapat memperkuat kemitraan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam memajukan Bantul.
Sementara itu, Kepala Bappeda Bantul, Ari Budi Nugroho, menegaskan bahwa Sumbu Filosofi Yogyakarta kini diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
"Sebagian dari kawasan Sumbu Filosofi berada di Bantul, seperti Panggung Krapyak. Pesan Sufi diharapkan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Terpeleset Saat Tebar Jaring, Seorang Pria Hilang Terseret Arus di Muara Opak Bantul
Ia juga menyatakan bahwa Bappeda Bantul sedang menyusun rencana aksi pengelolaan kawasan tersebut, yang nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Bupati.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Judi Online, Lebaran, dan Daya Beli yang Tergerus: Tanggung Jawab Siapa?
-
Puncak Arus Balik, 31 Ribu Orang Diberangkatkan dari Daop 6 Yogyakarta
-
Indonesia di Tengah 'Perang Tarif' Trump, Legislator PKS: RI Harus Jalankan Diplomasi Dagang Cerdas
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam