Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 13 September 2024 | 19:15 WIB
Ilustrasi Gempa Megathrust di Indonesia (Freepik)

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana gempa bumi melalui program Kampung Tangguh Bencana.

Staf BPBD Yogyakarta Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Romi Eko Haryono, dalam keterangannya pada hari Jumat di Yogyakarta, menyatakan bahwa program edukasi ini diterapkan di 169 kelurahan yang tergabung dalam Kampung Tangguh Bencana.

"Di setiap kelurahan, kami sudah melatih masyarakat tentang edukasi mitigasi bencana, khususnya gempa bumi," ujarnya, Jumat (13/9/2024).

Romi berharap melalui program edukasi ini, warga Yogyakarta, terutama kelompok rentan dan kader perempuan, dapat mengambil tindakan tepat saat terjadi gempa.

Baca Juga: DIY Rawan Bencana, Wisatawan Butuh Jaminan Keamanan: GIPI Usulkan Crisis Center

Karena gempa bumi seringkali berlangsung dalam waktu singkat, Romi mengingatkan masyarakat yang berada di dalam ruangan atau gedung tinggi untuk tetap tenang.

"Jika terjadi gempa, berlindunglah di bawah meja atau menuju sudut ruangan sambil melindungi kepala," tambahnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Ria Rinawati, menegaskan bahwa Yogyakarta termasuk wilayah rawan gempa di DIY.

Ria berharap, kelompok rentan di Yogyakarta dapat melakukan mitigasi dengan baik saat menghadapi gempa megathrust, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022, Yogyakarta memiliki risiko bencana kategori sedang dengan skor 69,46 dari Kajian Risiko Bencana 2022-2026.

Baca Juga: Dexlite Makin Mahal, Droping Air Bersih di Gunungkidul Terhenti

"Baru-baru ini terjadi gempa magnitudo 5,8, dan ini menjadi pengingat penting bagi kelompok rentan serta kader perempuan untuk siap menghadapi gempa di masa mendatang," ujar Ria.

Sementara itu, Fungsional Madya BMKG Stasiun Geofisika Sleman, Nana Nawangsari, menegaskan bahwa informasi mengenai potensi gempa megathrust yang berkembang bukan merupakan prediksi atau peringatan dini bahwa gempa akan terjadi dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, edukasi mitigasi tetap penting agar masyarakat selalu waspada dan siap siaga jika gempa terjadi kapan saja.

"Dengan adanya informasi potensi ini, harapannya masyarakat semakin siap menghadapi bencana," kata dia.

Load More