SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di provinsi ini menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Kamis, mengatakan perlu peningkatan kemampuan mitigasi masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan pesisir selatan DIY.
"Perlu ada kerja sama multi-pihak untuk memberikan simulasi edukasi, sosialisasi, terutama masyarakat pesisir ketika terjadi megathrust," kata dia.
Menurut Noviar, upaya mitigasi yang ditekankan antara lain mengetahui jalur-jalur evakuasi apabila terjadi tsunami, serta titik kumpul yang jauh dari bangunan yang rentan roboh akibat gempa. Selain itu masyarakat perlu menyiapkan tas siaga bencana untuk mengisi keperluan darurat serta dokumen-dokumen penting yang mudah dibawa.
"Jangan lupa selalu memperhatikan peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG dan BPBD DIY maupun kabupaten/kota," kata dia.
Menurut dia, masyarakat di enam desa yang berlokasi di pesisir Pantai Glagah Kabupaten Kulon Progo telah memperoleh penguatan kesiapsiagaan melalui simulasi sekaligus pemasangan jalur evakuasi.
BPBD juga telah membuat jalur evakuasi di sepanjang pesisir Kabupaten Gunungkidul dan masih akan menambah pemasangan rambu jalur evakuasi di sejumlah titik.
Noviar meminta masyarakat di DIY tidak panik menghadapi potensi gempa bumi megathrust, namun terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana yang tidak dapat diprediksi itu.
"Waktunya tidak ada yang tahu. Tidak ada satupun teknologi yang mampu memprediksi (gempa megathrust)," katanya.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta Setyoajie Prayoedhie mengatakan informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.
Dia menegaskan informasi potensi gempa dan tsunami merupakan upaya persiapan untuk mencegah risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa, apabila terjadi gempa kuat dan membangkitkan tsunami dengan skenario terburuk.
"Megathrust adalah fakta. Untuk itu BMKG mengimbau kepada pemerintah, pihak swasta, LSM, dan seluruh elemen masyarakat, agar mulai melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi megathrust dengan cara tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa," kata Setyoajie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
 - 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 
Pilihan
- 
            
              Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
 - 
            
              Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
 - 
            
              Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
 - 
            
              Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
 - 
            
              5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
 
Terkini
- 
            
              Penghormatan Terakhir, Raja Keraton Jogja, Sultan HB X Dijadwalkan Melayat Paku Buwono XIII Besok
 - 
            
              Pemakaman PB XIII di Imogiri: Menguak Kisah Kedhaton yang Belum Selesai
 - 
            
              Pemakaman PB XIII Digelar di Imogiri, Abdi Dalem Mulai Siapkan Keranda dan Liang Lahat
 - 
            
              Gunung Merapi Luncurkan 9 Kali Awan Panas Sejak kemarin, Jarak Terjauh Capai 2,5 Kilometer
 - 
            
              Paku Buwono XIII Wafat: Prosesi Pemakaman Raja di Imogiri Akan Digelar dengan Adat Sakral