Sementara itu, sebagai satu-satunya perempuan dari tujuh dosen UGM yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh di dunia, Eka Noviana tidak menyangka namanya muncul dalam daftar tersebut.
Apalagi, Eka mengaku tengah memulai karier sebagai peneliti.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa masuk dalam list tersebut. Sebagai 'early career researcher' saya pribadi merasa masih sangat jauh dari figur peneliti berpengaruh. Semoga ke depannya saya bisa terus berkembang menuju kesana," ucap dia.
Eka mengaku sebagian besar publikasi yang dilakukannya terkait pengembangan alat uji berbasis kertas untuk pengujian atau diagnostik cepat yang rendah biaya dan dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.
Dari risetnya tersebut, kata Eka, ia mendapat 1.615 sitasi dari publikasi peneliti lain.
"Sitasi banyak berasal dari luar negeri karena bidang 'paper-based analytical devices' ini banyak digeluti oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara seperti Brazil, Italia, Thailand, Jepang," kata dia.
Ilmuwan UGM lainnya, Abdul Rohman mengatakan selama lima tahun terakhir banyak menghasilkan riset dan publikasi terkait analisis kehalalan produk makanan dan kosmetik yang banyak disitasi di jurnal internasional.
Lain halnya dengan Jumina, ia lebih banyak melakukan riset dan publikasi di bidang sintesis senyawa obat, uji aktivitasnya sebagai antikanker, dan pembuktian mekanisme aksinya melalui "molecular docking".
Adapun Jumlah publikasi internasionalnya tercatat sebanyak 149 yang diterbitkan di jurnal internasional terindeks Scopus.
Baca Juga: Revolusi Energi: UGM Kembangkan Hidrogen untuk Gantikan Bahan Bakar Fosil
"Jumlah sitasi pada jurnal internasional terindeks Scopus ada 1.326, jumlah sitasi oleh jurnal luar dan dalam negeri ada 1.766. Kebanyakan sitasi ada pada paper drug development dan kaliksarena," katanya.
Sedangkan Muhammad Akhsin Muflikhun mengaku ada 797 sitasi di jurnal internasional yang terindeks Scopus, sedangkan di Google Scholar ada 1.013 sitasi yang umumnya mengenai "composite manufacturing and technology", "additive manufacturing", dan " macro-micro-nano manufacturing".
Adapun Ganjar Alfian lebih banyak melakukan publikasi terkait penerapan dari kecerdasan artifisial dan "Internet of Things (IoT)" untuk bidang manufaktur, kesehatan, rantai pasok, dan transportasi. Berdasarkan data dari Scopus, hingga saat ini terdapat total 1.903 sitasi.
"Artikel yang paling banyak disitasi berkaitan dengan bidang kecerdasan artifisial terapan dan 'Internet of Things'. Selain itu, hampir semua artikel yang telah dipublikasikan disitasi oleh penulis yang berafiliasi dengan institusi luar negeri," ujar dia.
Ganjar berharap pencapaian tersebut semakin memotivasi dirinya untuk terus melakukan lebih banyak penelitian terapan dan menghasilkan publikasi yang sejalan dengan visi Sekolah Vokasi UGM.
"Harapannya, hasil-hasil tersebut dapat langsung diaplikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat luas," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Shin Tae-yong: Jay Idzes Menolak
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Anak Muda Merapat! Ini 4 Mobil Bekas Keren Rp30 Jutaan yang Siap Diajak Keliling Pulau Jawa
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa
-
Bantul Lawan Arus, Daerah Lain Naikkan PBB, Bantul Justru Beri 'Hadiah' Ini di 2026
-
Simulasi Kredit Motor Agustus 2025: Beat Cicilan Rp700 Ribuan, Mana Paling Murah?