SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pendampingan kepada petani cabai merah keriting di Samberembe Wetan, Candibinangun, Pakem, untuk memotivasi karena anjloknya harga komoditas tersebut saat ini.
"Kami sengaja menyambangi petani cabai untuk memberikan dukungan, dan kami optimistis harga cabai merah akan membaik lagi pada November," kata Plt Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Minggu.
Menurut dia, harga cabai merah keriting di pasar lelang pada Kamis (3/10/2024) hanya Rp6.009 per kilogram (kg). Harga tersebut jauh di bawah biaya produksi. Tetapi, meski saat ini harga cabai keriting ini rendah, tetapi petani tetap melakukan perawatan dan pemeliharaan tanaman.
"Petani cabai dalam kondisi seperti ini banyak menggunakan pupuk organik dan agensia hayati sehingga biayanya bisa ditekan, dan tidak mengalami kerugian yang besar," katanya.
Baca Juga: Industri Tembakau Sleman Kian Meredup, Serikat Pekerja Soroti Sejumlah Persoalan
Ia mengapresiasi teknologi budidaya ramah lingkungan dan berbiaya rendah yang diterapkan petani cabai di Samberembe tersebut.
"Pada 2023, Dinas Pertanian Sleman sudah menerbitkan SOP Budidaya Cabai Sehat Ramah Lingkungan, selain untuk meningkatkan adaptasi dampak perubahan iklim (DPI), menjaga kualitas produk juga tujuannya untuk meningkatkan keuntungan petani," katanya.
Suparmono mengatakan anjloknya harga cabai saat ini karena sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Berdasarkan data statistik hortikultura (sipedas.pertanian.go.id), produksi cabai merah keriting dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh cukup tinggi.
"Sehingga, saat ini dapat dikatakan stok cabai di pasaran sangat melimpah, sehingga berimbas pada penurunan harga," katanya.
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman memprediksi harga akan mulai meningkat di awal November, dan pada Desember diperkirakan harga cabai keriting dan cabai rawit akan tinggi dan tetap optimistis mampu mencapai target nilai tukar petani (NTP) sebagai alat ukur kesejahteraan petani.
Baca Juga: Gandeng UGM, Pemkab Sleman Segera Perbaiki 13 Jembatan Rusak
"NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Indikator NTP dinyatakan dalam tiga pengertian yakni NTP lebih besar dari 100 berarti petani mengalami surplus, NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami impas dan NTP lebih rendah dari 100 berarti petani mengalami defisit," katanya.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Kebun Binatang Bandung Lebaran 2025, Anak-Anak Gratis? Cek Promo Terbaru!
-
Update Harga Tiket Bioskop Lebaran 2025, Banyak Kejutan Promo!
-
Diskon Harga Tiket Pesawat Arus Balik Lebaran 2025: Cara Dapat Tiket Murah
-
Hidden Gem Bogor! Wisata Jati Ombo, Hutan Jati Instagramable Seru, Cocok Buat Liburan!
-
Jangan Kaget! Mobil Mewah Ini Bisa 'Ambles' Nilainya Sampai 73 Persen
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green