Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 08 Oktober 2024 | 21:10 WIB
Kondisi luka yang dialami oleh siswa berkebutuhan khusus yang diduga dipukul oleh gurunya di Gunungkidul. [Kontributor Suarajogja.id/Julianto]

Bibi yang selama ini mengasuh Mamad, Endang menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh DRS adalah tindakan yang sangat tidak pantas. Apalagi dilakukan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki kemampuan tidak seperti anak pada umumnya.

"ABK itu seharusnya mendapatkan perlindungan lebih," ujar Endang.

Menurutnya, anak berkebutuhan khusus seperti Mamad ini seharusnya dididik dengan pendekatan berbeda dibanding anak normal lainnya. Pendekatan yang harus dilakukan adalah dengan penuh kasih sayang, bukan dengan kekerasan.

"Apa yang dilakukan oleh DRS jelas bukan cara mendidik," kata Endang diamini orangtua siswa yang lain.

Baca Juga: Tragis, Kakek Asal Patuk Terbakar Hidup-hidup Saat Membersihkan Ladang

Sekolah Ramah Anak

Kepala SLB N 2 Gunungkidul, Wantini mengaku prihatin dan menyayangkan dengan tindakan oknum guru tersebut. Karena pihak sekolah telah berupaya keras untuk menerapkan prinsip sekolah ramah anak.

Dia menegaskan aksi penganiayaan dan penyekapan tersebut adalah tindakan yang mencoreng nama baik sekolah mereka. Oleh karenanya, pihaknya sudah berdiskusi dengan seluruh pihak terkait kasus ini.

"Kami tegas dalam menyatakan bahwa tidak ada toleransi terhadap kekerasan di lingkungan pendidikan," tegas Wantini.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Ary Murtini mengatakan Polres Gunungkidul telah menerima laporan resmi dari keluarga korban. saat ini pihaknyansedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: Cuti Kampanye Pilkada 2024, DPRD Gunungkidul Terancam Kosong?

Kapolres Gunungkidul menyatakan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan serius dan tidak akan segan-segan menindak tegas siapapun yang terbukti bersalah. Dia meminta waktu untuk menyelesaikannya karena korbannya anak-anak terlebih berkebutuhan khusus.

Load More