SuaraJogja.id - Pemuda berinisial EDW (29) warga Godean, Sleman dicokok polisi usai melakukan tindak pidana cabul terhadap 22 korban anak sesama jenis di Gamping, Sleman. Terbaru polisi mengungkap bahwa pelaku tergabung dalam sebuah grup gay atau homoseksual di media sosial.
"Betul (pelaku tergabung grup medsos gay)," kata Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian saat dikonfirmasi, Senin (14/10/2024).
Disampaikan Sandro, pihaknya masih melakukan pemeriksaan mendalam terkait kasus tersebut. Termasuk dengan kemungkinan pertambahan korban.
"Sementara masih 22 korban, kemungkinan bertambah, masih kota dalami. Sejauh ini kooperatif, pelaku mengakui semua perbuatannya," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Panit Reskrim Polsek Gamping Ipda Ari Setyawan menuturkan terkait grup gay pelaku sekarang masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Termasuk dengan jumlah grup yang diikuti oleh pelaku.
"Terkait group ada di medsos telegram, terkait jumlah masih penyelidikan dan pendalaman," ujar Ari.
Ari menyampaikan penemuan grup gay itu sementara ini belum akan dijadikan sebagai materi penyidikan kepolisian. Saat ini pihaknya tengah berfokus pada pemeriksaan korban dan saksi.
"Sementara tidak kita masukkan (materi penyidikan). Untuk perkembangan kasus sudah dalam tahap penyidikan. Sekarang masih fokus ke pemberkasan terkait pemeriksaan korban dan saksi," tandasnya.
Trauma Masa Kecil
Baca Juga: Sleman Catat 5,95 Juta Wisatawan selama September, Candi dan Museum jadi Pilihan Utama
Diketahui pemuda berinisial EDW (29) warga Godean, Sleman diamankan polisi usai melakukan tindak pidana cabul terhadap puluhan korban anak sesama jenis. Terbaru polisi mengungkap bahwa pelaku merupakan korban aksi serupa saat kecil.
Pelaku yang berprofesi sebagai seorang guru les seni itu diketahui melakukan aksi bejatnya sejak 2019 hingga 2024. Total dari pengakuan pelaku ada 22 korban dari aksinya tersebut.
Disampaikan Sandro, tidak semua korban disodomi oleh pelaku. Diketahui ada sekitar 9-10 korban yang disodomi dan sisanya dilakukan pelecehan seksual.
Memang korban mayoritas merupakan anak di bawah umur yakni sebanyak 19 orang dan tiga orang sudah masuk kategori dewasa. Sandro, bilang beberapa korban sudah dilecehkan secara seksual oleh pelaku sejak masih kecil.
Lebih biadabnya, intensitas pelaku melakukan pelecehan seksual terhadap korban cukup tinggi. Hal itu terungkap dari pengakuan pelaku dan beberapa korban.
Aksi bejat itu dilakukan pelaku di rumahnya di Gamping, Sleman. Kasus ini terungkap setelah ada seseorang yang memberi tahu pelapor yang merupakan orang tua korban tentang video pencabulan dan setelah diperiksa korban diketahui merupakan anak kandungnya.
Kemudian hal itu dikuatkan dengan sikap perilaku korban yang mengalami perubahan. Pasalnya akibat peristiwa tersebut korban tak langsung pulang setelah sekolah melainkan langsung main ketempat tinggal pelaku bersama teman-temannya.
Mengetahui kejadian tersebut, salah satu orang tua korban lantas melapor ke Polsek Gamping. Menerima laporan itu kepolisian langsung melakukan penyelidikan.
Petugas Unit Reskrim Polresta Sleman telah melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil dilakukan penangkapan di Gamping, Sleman. Selanjutnya EDW dilakukan penahanan di Rutan Polsek Gamping.
Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan Pasal 82 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2016 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi Undang-Undang jo pasal 64 KUHP atau pasal 292 KUHP jo pasal 64 KUHP. Dengan hukuman maksimal 15 tahun.
Berita Terkait
-
Pilkada Sleman 2024: Mas Marrel Ajak Kader Gerindra Kuatkan Barisan Menangkan Harda-Danang
-
Forum Masyarakat Madani Adukan Empat Lurah yang Diduga Terlibat Deklarasi Salah Satu Paslon ke Bawaslu Sleman
-
Restoran Jadi Tulang Punggung! PAD Pariwisata Sleman Tembus Rp283 Miliar
-
Dua Remaja di Sleman Disabet Gesper Geng Motor, Luka Parah di Punggung dan Kepala
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
Terkini
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon