SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta memastikan semua early warning system (EWS) atau alat peringatan dini banjir di wilayahnya berfungsi. Hal ini sebagai upaya preventif menghadapi musim penghujan.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Yogyakarta Aki Lukman Nor Hakim menuturkan ada 23 titik EWS yang terpasang di Kota Jogja. Disampaikan Aki, ada dua jenis EWS yang digunakan, yaitu EWS otomatis dan manual.
EWS otomatis akan langsung berbunyi ketika ketinggian air sungai mencapai batas yang telah ditentukan, yaitu indikator merah (awas). Sementara EWS manual bekerja melalui pemantauan langsung oleh petugas BPBD Kota Yogyakarta.
Dalam sistem manual ini, ketinggian air sungai dipantau melalui CCTV di kantor BPBD. Ketika ketinggian air mulai meningkat, petugas segera memberikan peringatan bahaya kepada masyarakat melalui pengeras suara di lokasi EWS.
Baca Juga: Tangani 217 Kasus Kebakaran Hingga Oktober 2024, BPBD Bantul: Penyebabnya Didominasi karena Sampah
"Kami telah memasang EWS di 23 titik sungai yang tersebar di Kota Yogyakarta. 20 EWS ini terdiri dari 17 EWS manual dan 6 EWS otomatis. Dan dari 6 EWS otomatis ada tiga yang baru terpasang di Sungai Belik dan Sungai Buntung," kata Aki, dikutip Selasa (15/10/2024).
Aki mengatakan pihaknya memliki pos pemantauan di Ngentak, Sinduharjo, Sleman. Pos ini dijadikan ujung tombak untuk mengantisipasi potensi bahaya akibat curah hujan yang tinggi.
Selain itu pihaknya juga memiliki pos pengamatan di Terban, Sungai Code. Pos itu digunakan untuk menganati peningkatan debit air yang ada di Sungai Code.
"Kalau ketinggian air sungai mencapai indikator merah maka petugas di Pusdalops akan memberi sinyal kepada warga. Dengan begitu, masyarakat pun dapat mempersiapkan diri," ungkap Aki.
Dalam kesempatan ini, Aki mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada serta aktif memantau kondisi ketinggian air, terutama saat musim hujan tiba. Kolaborasi antara sistem peringatan dini dan kesadaran masyarakat, menjadi upaya paling efektif untuk meminimalisir dampak bencana banjir.
Baca Juga: 8 Tempat Wisata yang Jadi Saksi Bisu Sejarah Berdirinya Kota Yogyakarta
Berita Terkait
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
-
Alternativa Film Awards 2024: Merayakan Kreativitas dan Kolaborasi Sineas Dunia
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony