SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman tampaknya belum akan kehabisan petani dalam beberapa waktu mendatang. Dibuktikan dengan munculnya para milenial yang terjun ke dunia pertanian.
Salah satunya Subiyanto (36) yang membuktikan bahwa menjadi petani bisa membawa keluarganya sejahtera. Bagaimana tidak, pasalnya semula Subiyanto hanya buruh pabrik dengan gaji rendah.
Namun semenjak memberanikan diri menjadi petani mulai tahun 2018 kehidupannya semakin mapan. Tak hanya mencukupi keluarga tapi juga membuka lapangan kerja.
"Ya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan memberi lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitar kami," kata Subiyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10/2024).
Baca Juga: Gemati, Solusi Cerdas Pemkab Sleman Atasi Deflasi Sayuran
Warga Dusun Tangkilan, Sidoarum, Godean ini menuturkan awal mula menjadi petani dari mengolah sawah mertua seluas 600 meter persegi. Usahanya terus berkembang dan kini Subiyanto bersama istrinya mengelola lahan garapan seluas 12.500 meter persegi yang ditanami cabai dan Mentimun Baby.
"Dulu sudah mencoba beberapa komoditas lain, tapi yang paling menguntungkan dan mudah pemasarannya itu ya cabai dan Timun Baby," ucapnya.
"Jaminan pasarnya ada, seberapapun hasil panennya bisa disetorkan ke pasar lelang. Jadi petani fokus memproduksi," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui bahwa pasar lelang cabai dan sayuran dibentuk berdasarkan inisiasi dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman. Hal itu dikelola oleh Koperasi PPHPM (Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi).
Terdapat 14 titik kumpul lelang cabai dan sayuran se-Kabupaten Sleman yang berpusat di Purwobinangun, Pakem.
Baca Juga: Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Hampir Tuntas, Sisakan Dua Bidang Tanah
"Meskipun jauh dari rumah, tapi saya tetap setor di pusat karena juga membutuhkan konsultasi teknologi budidaya pertanian," ujarnya.
Menurut Subiyanto, dengan tergabung dalam Koperasi PPHPM, selain memudahkan pemasaran hasil, pihaknya juga belajar mengoptimalkan hasil dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian yang semakin maju.
Misalnya saja saat mengeluhkan sulitnya pasokan air untuk budidaya timun, dia dibimbing dan difasilitasi untuk menerapkan teknologi irigasi tetes untuk budidaya hortikultura.
"Kami mengikuti pelatihan, mendapat bantuan mulsa serta diberi instalasi irigasi tetes dari Dinas Pertanian Sleman melalui PPHPM," terangnya.
Subiyanto merasakan betul manfaat menerapkan irigasi tetes di lahan miliknya. Saat ini Subiyanto menanam Mentimun Baby dengan luas total 5.500 meter persegi dengan usia 10 hst.
Dengan keterbatasan alat, tanaman timun di lahan sawah yang menggunakan irigasi tetes baru 1200 meter persegi saja.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- 7 HP Murah dengan Kamera Jernih: Senjata Andalan Para Content Creator
Pilihan
-
7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
-
Kaesang Pangarep Dikabarkan Pamit dari Persis Solo, Kevin Nugroho: Masih Datang Kongres Lho
-
Bakal Debut Lawan China, Emil Audero Punya Kepercayaan Diri Tinggi!
-
BREAKING NEWS! Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Kongres PSSI, Ada Apa?
-
5 Rekomendasi Mobil Tangguh dan Murah, Cocok Buat Pemula yang Baru Belajar Nyetir!
Terkini
-
Titik-Titik Sampah Ilegal di Ring Road Yogyakarta Terungkap Ini Daftar Lokasinya dan Upaya Penanganannya
-
100 Persen Rampung, Tol Klaten-Prambanan Tinggal Tunggu SK Menteri untuk Dioperasikan
-
Dokter Spesialis Lebih Menggiurkan? Puskesmas di Sleman Kekurangan Tenaga Medis
-
Istana Sebut Gosip, Pengamat Bilang Luka Politik: Drama Megawati-Gibran di Hari Lahir Pancasila
-
Konflik Memanas: PT KAI Beri SP2, Warga Lempuyangan Terancam Digusur