Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 27 Oktober 2024 | 12:31 WIB
Sejumlah warga asing tampil dalam empat jam pencak silat di Titik Nol Km, Sabtu (26/10/2024) malam. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Belasan warga dari berbagai negara seperti Palestina, Italia, Uzbekistan, Malaysia hingga Jepang bersama pesilat dari berbagai aliran di Indonesia selama empat jam menampilkan seni pencak silat dalam Pencak Wisata Budaya di Titik Nol Km, Sabtu (26/10/2024) malam. Tak sekedar melakukan gerakan dari salah satu cabang olahraga tradisional, mereka belajar tentang salah satu Warisan Budaya Tak Benda Dunia tersebut.

"Pergelaran pencak empat jam ini Ini menjadi sarana mengenalkan berbagai perguruan dan aliran pencak silat kepada masyarakat di Indonesia sekaligus luar negeri," ujar Koordinator Komunitas Paseduluran Angkringan Silat, Suryadi disela acara.

Pelestarian pencak silat, menurut Suryadi mendesak dilakukan. Sebab pencak silat adalah warisan budaya yang perlu dihargai dan tidak sekadar permainan atau cabang olahraga.

"Karenanya edukasi tentang pencak silat dengan berbagai aliran Pencak Silat dari seluruh Indonesia perlu terus dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: Brutal, Rombongan Pemuda Mabuk Tusuk Pembeli Sate di Prawirotaman Jogja

Sementara Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengungkapkan penetapan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO pada 2019 membawa makna yang sangat penting bagi Indonesia. Ini merupakan pengakuan internasional atas nilai budaya pencak silat sebagai warisan yang hidup, mencerminkan identitas, tradisi, dan nilai-nilai luhur masyarakat yang mempraktekkannya. 

"Pengakuan ini juga menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya seni bela diri, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya yang mencakup aspek spiritual, filosofis, seni, dan sejarah," paparnya.

Karenanya, lanjut Paku Alam perlu disadari status WBTB ini, juga dapat meningkatkan industri pariwisata budaya. Meski saat ini muncul tantangan terbesar dalam menjaga pencak silat agar tetap relevan di tengah dinamika zaman, sekaligus menghindari komersialisasi yang dapat mengikis esensi dan nilai-nilai tradisionalnya.

"Karenanya pencak wisata budaya menjadi upaya nyata dalam menjaga relevansi dan esensi pencak silat," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: ARTOTEL Hadirkan Fun Trail RUN di Cangkringan, Ini Detail Kategori dan Tarifnya

Load More