SuaraJogja.id - Sejumlah pelaku UMKM di Gunungkidul mendatangi kantor cabang (Kacab) BRI Gunungkidul. Mereka resah terkait dengan kredit mereka di bank plat merah ini. Mengingat pola-pola penyelesaian itu sangat tidak manusiawi.
"Ya hanya mengedepankan masalah materi saja gitu," ujar ketua Tim Advokasi UMKM DIY Korban Covid-19, Waljito, Senin (28/10/2024)
Selama ini, pola penagihan dilakukan dengan ancaman seperti akan dilelang hingga pemasangan gambar-gambar atau atribut jaminan hutang dan sebagainya itu sangat meresahkan bagi komunitas UMKM. Sementara pengusaha ini mayoritas hanyalah pemodal kecil.
Dia berharap agar BRI berperilaku lebih baik dan menekankan dari sisi kemanusiaan. Dia menegaskan komunitas UMKM Gunungkidul tentu tidak ada niatan untuk tidak membayar. Kondisi tidak membayar itu karena keprihatinan dan juga karena pandemi Covid-19 yang waktu itu melanda di Jogja.
"Mudah-mudahan BRI bisa untuk memberikan kebijakan memperlakukan beda terhadap UMKM di Gunungkidul ini," ujarnya.
Dia berharap agar BRI memberikan kebijakan paling ringan dengan tidak lagi melakukan lelang dan harus mengedepankan kekeluargaan. Harapannya BRI kemudian mencarikan win-win solution yang terbaik sehingga penyelesaian kredit itu bisa selesai dengan baik. Sehingga nanti UMKM di Gunungkidul bisa bangkit kembali dan hidup secara normal.
Kehadiran mereka ke BRI untuk meminta kepada pihak bank dalam rangka penyelesaian kreditnya itu tidak perlu mengancam dengan kata-kata sita dan lelang. Kemudian jangan pernah melakukan tindakan-tindakan yang merugikan komunitas UMKM dengan cara melakukan penempelan tulisan, menawarkan aset-asetnya ke tetangga sebelah, kemudian mendatangi rumah pedagang di luar jam kerja dan lain sebagainya.
"Sehingga dampaknya ke depan teman-teman UMKM kita di Gunungkidul tidak rusak dan bisa lebih tenang untuk menyelesaikan urusan terkait dengan kredit di BRI," tambahnya.
Sedikitnya ada 134 UMKM di Gunungkidul yang masih bertahan hingga pandemi Covid-19 usai. Termasuk juga para pengusaha tersebut yang mengajukan pinjaman modal agar usahanya tetap berputar.
Baca Juga: Menyeberang Dari Sutrisna-Sumanta, Kader Militan Partai Gerindra Gunungkidul Dukung Sunaryanta-Ardi
Kepala Cabang BRI Gunungkidul, Ismail Fahmi mengatakan pihaknya menampung aspirasi dari mereka. Namun nanti akan mereka sinkronkan dengan ketentuan yang berlaku. Pihaknya melihat tidak bisa digeneralisir tapi harus melihat satu persatu.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kisah Sukses Kelompok Usaha Manggis di Bali dengan Omset Puluhan Juta, Melesat Berkat Berkat Program Pemberdayaan BRI
-
Menyeberang Dari Sutrisna-Sumanta, Kader Militan Partai Gerindra Gunungkidul Dukung Sunaryanta-Ardi
-
Gelar Property Expo Goes to Sinarmas Land, BRI Permudah Masyarakat Miliki Hunian Idaman
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi