SuaraJogja.id - Direktur Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid di simpang empat perempatan Jalan Parangtritis-Prawirotaman, Kota Jogja. Dia berharap ada aturan yang lebih tegas terkait perdaran minuman keras (miras) dan bahkan alkohol.
Diketahui kasus tersebut memantik aksi solidaritas ribuan santri di Mapolda DIY pagi tadi. Ribuan massa aksi solidaritas santri menyerukan sejumlah keresahan terkait peredaran minuman keras (miras) di Yogyakarta.
"Tentu yang pertama kita ingin ini mendapatkan afirmasi, perhatian dari aparat penegak hukum sehingga prosesnya bisa secepatnya. Karena kita tahu di Indonesia ini semakin publiknya bersuara semakin besar perhatian, sebetulnya kita ingin itu aja simple, kita ingin kasus ini diperhatikan dan cepat diselesaikan," kata Alissa ditemui di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Selasa (29/10/2023).
Menurut anak sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu aksi itu merupakan bukti solidaritas para santri. Sekaligus sebagai bukti santri tak hanya berurusan dengan mengaji saja.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Penusukan Santri di Jogja: Berawal dari Cekcok di Kafe, Berujung Penusukan
"Ini sebetulnya juga hal baik karena santri-santri ini kan publik mengenalnya hanya urusan mengaji saja. Nah sekarang mereka menunjukkan juga bagaimana menyikapi persoalan-persoalan ini," katanya.
Disampaikan Alissa, miras bukan satu-satunya persoalan yang perlu disikapi secara serius. Melainkan masih ada berbagai permasalah lain seperti narkoba, pinjaman online (pinjol) hingga judi online (judol).
Berbagai persoalan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika dibiarkan maka generasi muda akan terkena dampak jangka panjang.
"Jadi miras kan memang legal ya untuk dijual dibeli di Indonesia tapi harusnya kan ada aturan, harus orang dewasa. Nah ini kan tidak, beredar dimana-mana tanpa ada kontrol, akhirnya anak-anak muda yang anak-anak kecil itu, itu tuntutan yang lain selain soal kasus santri yang ditusuk itu," tandasnya.
"Dan yang penting itu hukum, agar hukum itu tidak hanya bertindak untuk urusan politik aja, untuk urusan yang besar-besar aja tapi juga memikirkan urusan kebutuhan generasi muda, itu yang paling penting," imbuhnya.
Baca Juga: Pelaku Penusukan Santri di Simpang Parangtritis Ditangkap, Sebanyak 7 Orang Diamankan
Pemerintah Daerah (Pemda) perlu untuk menyikapi persoalan tersebut. Mengingat persoalan narkoba hingga miras sudah menjadi atensi publik.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi