SuaraJogja.id - Angka pasien diabetes di Indonesia sudah semakin mengkhawatirkan. Kementerian Kesehatan mencatat, angka pengidap diabetes di Indonesia saat ini telah mencapai 19,5 juta jiwa pada 2021. Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak mencapai 28,5 juta penduduk pada 2045.
Padahal penyakit diabetes berpotensi membuat pasien mengalami kebutaan. Saat ini diperkirakan sudah sekitar 1,5 juta pasien diabetes yang mengalami kebutaan akibat penyakit tersebut.
Sementara deteksi dini untuk pemeriksaan mata pasien diabetes masih sulit dilakukan. Peralatan kesehatan seperti fundus camera untuk mendeteksi kebutaan pasien diabetes di rumah sakit masih sangat mahal hingga mencapai Rp600-700 juta.
Yang mengkhawatirkan, tren menunjukkan penderita diabetes semakin muda. Jika dulu banyak terjadi pada usia 45-50 tahun, kini banyak yang sudah mengalami kebutaan akibat diabetes pada usia 35 tahun.
Baca Juga: Tingkatkan Reproduksi, Fapet UGM Kembangkan Embrio Berkualitas pada Hewan Ternak Melalui Metode IVF
Karenanya peneliti sekaligus guru besar FKMK UGM, Bayu Sasongko mengembangkan kamera fundus portabel berbasis smartphone. Kamera ini dapat mendeteksi secara dini risiko kebutaan pada pasien diabetes. Inovasi alat tersebut dapat menjadi solusi untuk masalah keterbatasan akses screening retinopati diabetika di Indonesia.
"Alat ini sangat sederhana. Cukup ditempelkan pada smartphone, kemudian didekatkan ke mata pasien untuk mengambil foto retina," ujar Bayu dalam workshop Inovasi Model Layanan Skrining Retinopati Diabetika di Yogyakarta, Selasa (19/11/2024).
Menurut dokter di RS Sardjito tersebut, pengembangan alat tersebut dilakukannya selama enam tahun sejak 2018. Melalui sejumlah pengembangan prototype, akhirnya alat tersebut berhasil dia buat.
Penggunaannya cukup sederhana. Alat tersebut cukup dipasang ke smartphone. Kemudian dengan mode memotret, alat tersebut didekatkan pada mata pasien diabetes.
Alat ini memiliki tingkat akurasi sekitar 85 persen dibandingkan dengan foto fundus di rumah sakit. Hasil foto dapat langsung dikirim ke tenaga medis melalui sistem konsultasi jarak jauh.
Baca Juga: Pakar Pembangunan Sosial UGM: Transmigrasi di Papua Masih Diperlukan, Tapi...
"Hasil dari foto tersebut nantinya bisa digunakan tim medis untuk mendeteksi resiko kebutaan sampai pada tahap apa," ujarnya.
Berita Terkait
-
iPhone 17 Bawa Banyak Perubahan, Modul Kamera Belakang Makin Mirip Android?
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
-
Spesifikasi Kamera Oppo Find X8 Ultra Bocor, Gunakan Zoom Periskop Ganda
-
Tombol Kamera Khusus Vivo X200 Ultra Bocor, Bisa Diadu Lawan iPhone 16 Pro Max?
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Berencana Balik Lebaran Lewat Tol Tamanmartani, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya
-
Hilang Saat Berangkat Kerja, Wanita Muda Asal Wonogiri Ditemukan Tewas Mengambang di Bantul
-
Nasabah harus Waspada, Ini Tips dari BRI agar Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan