SuaraJogja.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY mengakui, angka partisipasi pemilih dalam pilkada di kabupaten/kota pada Rabu (27/11/2024) kemarin mengalami penurunan. Kalau pada Pilkada 2020 lalu mencapai 80 persen lebih, maka pada pilkada 2024 ini turun jadi sekitar 70 persen.
"Untuk partisipasi, berdasarkan hasil monitoring sementara, di tingkat provinsi angkanya mencapai sekitar 70 persen. Tapi kita belum bisa memastikan arena ini baru dari pantauan awal di beberapa kabupaten/kota. Monitoring ini dilakukan pada beberapa TPS, dan laporan dari kecamatan menunjukkan angka partisipasi sekitar 70 persen," papar Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi di Yogyakarta, Kamis (28/11/2024).
Menurut Shidqi, pihaknya belum bisa memastikan angka partisipasi pemilih. Sebab penghitungan suara masih dilakukan di tingkat kecamatan.
Meski demikian, penyelenggaraan pilkada di DIY relatif aman. Laporan adanya politik uang di Sleman masih dilakukan kajian oleh Bawaslu DIY.
Baca Juga: Pemda DIY Punya 2.052 Unit Rumah Subsidi Kosong, Warga dengan Gaji UMR Jogja masih Ada Harapan?
"Soal manipulasi [dugaan politik uang] di Sleman, tentu ini menjadi ranah Bawaslu. Saat ini, sedang dalam proses hukum yang lebih mendalam oleh Bawaslu Sleman. KPU mendukung apa pun langkah yang dilakukan oleh Bawaslu," tandasnya.
Sementara Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU DIY, Sri Surani, mengungkapkan angka partisipasi pemilih dalam pilkada di kabupaten/kota memang rata-rata di sekitar 70 persen. Kabupaten Sleman angka partisipasi pemilih diperkirakan 73 persen.
"Partisipasi pemilih di masing-masing kabupaten/kota di atas 70 persen. Paling tinggi Bantul, Gunungkidul, Sleman juga 70-an ke atas," jelasnya.
Rani menyebutkan, rendahnya angka partisipasi pemilih dalam pilkada 2024 dibandingkan 2020 lalu karena banyak faktor. Pilkada 2020 yang digelar saat pandemi justru membuat masyarakat antusias datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Selain itu, banyak masyarakat yang tidak pindah memilih. Akibatnya hak pilih mereka tidak terpakai karena syarat memilih hanya pindah antarkecamatan alih-alih daerah lain.
Baca Juga: Menang Hasil Quick Count Pilkada Gunungkidul, Pendukung Endah-Joko Cukur Gundul
"Misalnya ada warga yang tinggal di sleman tidak bisa mencoblos karena mereka masih warga luar daerah," jelasnya.
Berita Terkait
-
Eks Ketua KPU Sebut Pernah Bertemu Harun Masiku dan Diperlihatkan Foto Bareng Megawati dan Hatta Ali
-
Eks Pimpinan KPU Akui Pernah 'Nguping' soal Sumber Uang Suap Harun Masiku dari Hasto, Ini Ceritanya!
-
Waspadai 9 Gejala Kesehatan Ini: Biasa Dianggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Kanker
-
Kemendagri Pastikan Persiapan PSU di 9 Daerah Mencapai 99 Persen
-
Hasil PSU di 5 Daerah Kembali Digugat ke MK, KPU RI Tunggu BRPK
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja