Satrio mengatakan bahwa maggot adalah pelengkap dari pengolahan sampah organik. Apalagi diketahui Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sudah memberikan berbagai program terkait pengelolaan sampah di level rumah tangga. Mulai dari biopori, ember tumpuk hingga pengolahan lain yang bisa dilakukan di rumah atau wilayah. Maggot sendiri, kata dia, adalah pelengkap dari semua program-program tersebut
"Ada biopori, tapi kendalanya prosesnya lama dan kalau enggak betul masukinnya itu juga bisa bau, juga kalau penuh susah. Ada ember tumpuk, kalau udah penuh bingung juga," ucapnya.
"Istilahnya pengolahan sampah organik itu sistem. Kalau cuma biopori aja lama, kalau cuma punya ember tumpuk juga enggak efektif, kalau maggot saja bisa cepat tapi ada sisanya. Nah kalau punya semuanya bisa semakin optimal," imbuhnya.
Berdasarkan data realisasi yang telah dilakukan pada April-Juli 2024 kemarin, total ada 4 ton sampah organik yang sudah masuk dan diolah di rumah maggot itu. Sampah organik itu masih ada di rumah tersebut namun sudah berganti bentuk dan lebih bermanfaat.
Pada puncaknya, Satrio bilang pihaknya bisa mengolah 500 kg sampah organik per hari. Jumlah itu tidak hanya mengandalkan maggot semata tapi juga dengan program lain tadi.
"Dari data terbukti 500 kg terserap semua satu hari, tidak hanya dari maggot saja itu. Pada puncaknya bisa 500 kg per hari, sisa makanan. Itu tertinggi waktu itu, tidak hanya maggot, ada biopori, ember tumpuk, ada compostor juga, itu bisa langsung terserap 500 kg, itu puncaknya. Kalau rata-rata ya 200-300 kg per hari," ujarnya.
Tidak hanya maggot yang punya andil besar dalam mengurai sampah organik. Kasgot atau bekas belatung maggot pun dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik.
"Selain magot, ada kasgot juga kotorannya, itu bagus untuk tanaman. Tanaman yang di sini juga bisa untuk ketahanan pangan," tuturnya.
"Kasgot bisa dimasukkan ke biopori itu akan lebih cepat terproses. Jadi istilahnya dari magot itu sudah 80-90 persen kompos. Tinggal dimasukkan ke biopori 3-4 hari sudah jadi. Kalau mentah ke biopori itu lama," sambungnya.
Baca Juga: Tak Belajar dari TPU Mandala Krida, Sampah Liar di Jetis jadi Sorotan, Forpi Jogja Minta DLH Tegas
Magotnya sendiri pun juga mempunyai nilai ekonomis. Bisa diolah maupun digunakan sebagai pakan ternak baik ikan maupun ayam dan burung.
Satrio meyakini bahwa sebenarnya persoalan sampah organik sangat memungkinkan diselesaikan di wilayah atau level rumah tangga masing-masing. Program maggot ini sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan hal tersebut.
Namun sayangnya belum banyak masyarakat yang sadar tentang pentingnya pemilahan hingga pengelolaan sampah secara mandiri. Dia berharap kehadiran budidaya maggot di Kota Yogyakarta dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengolahan sampah organik.
Ndalem Maggot Sawo pun sempat mendapat apresiasi langsung dari Pemkot Yogyakarta. Bahkan Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto pernah meninjau langsung ke lokasi beberapa waktu lalu.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengaku sangat mengapresiasi langkah tersebut. Menurutnya keberadaan Ndalem Maggot Sawo merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan sampah organik.
Selain itu, lanjutnya, keberadaan Ndalem Maggot Sawo dapat menjadi motivasi agar masyarakat Kota Yogya untuk mengolah sampahnya secara mandiri. Sehingga dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat.
Berita Terkait
-
Setelah TPA Piyungan Ditutup, DLH Sleman Lakukan Berbagai Strategi Pengelolaan Sampah
-
Bayi Dijual Rp55 Juta di Jogja, Dua Oknum Bidan Diciduk Polisi
-
Gedung Barunya Senilai Rp7,24 M, Puskesmas Pakualaman bakal Layani Pasien di sekitar Lokasi Wisata
-
Pembangunan TPST Donokerto Capai 72 Persen, Diproyeksi Kelar Akhir Tahun Ini
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja