SuaraJogja.id - Musim libur panjang Natal dan Tahun Baru (nataru) bagi sebagian orang jadi waktu untuk jeda dari segala kesibukan pekerjaan. Liburan ke berbagai daerah menggunakan moda transportasi umum pun jadi pilihan untuk mengisi waktu luang yang cukup banyak.
Namun bagi banyak pekerja sektor transportasi, termasuk para pekerja PT Kereta Api Indonesia (KAI), musim libur Nataru justru jadi periode sibuk. Ketika masyarakat menikmati waktu luang dengan bepergian, para pekerja kereta api harus siap siaga 24 jam untuk memastikan layanan transportasi berjalan lancar dan aman.
Beban kerja yang tinggi, tekanan menjaga ketepatan jadwal, dan tanggung jawab besar terhadap keselamatan penumpang bisa berdampak serius pada kesehatan mental mereka. Tanggungjawab keselamatan penumpang yang tinggi dan tekanan untuk menjaga ketepatan jadwal Kereta Api (KA) selama Nataru pun seringkali berdampak secara psikologis pada kesehatan Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA).
"Kesehatan mental memang jadi isu serius bagi serikat kerja karena harus bekerja full selama nataru," ujar Ketua Umum SPKA, Edi Suryanto di Yogyakarta, Sabtu (14/12/2024).
Membuka posko Nataru mulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, menurut Edi, kesehatan mental para pekerja dibawah SPKA perlu diperhatikan dan disiapkan secara optimal. Sebab keselamatan kerja para pekerja dalam melayani penumpang KA berawal dari kesehatan mental pekerjanya.
Karenanya sebelum posko dibuka, SPKA menggelar sejumlah kegiatan keolahagaan untuk melatih kesehatan mental para anggotanya. Sehingga mereka tetap segar, rileks, dan tenang sebelum menjalankan tugas, terutama saat pembukaan posko yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
"Kami menggelar beberapa kegiatan olahraga seperti diving, hiking, pertandingan catur serta mini soccer yang diikuti anggota serikat pekerja. Ini bertujuan untuk mendukung perusahaan yang sedang menggalakkan life balance," kata dia.
Dengan kesehatan fisik dan mental yang baik, lanjut Edi diharapkan keselamatan perjalanan kereta api akan terjaga. Meski beban kerja tinggi, para pekerja bisa memberikan layanan secara lancar.
Kegiatan keolahragaan ini diikuti sekitar 100 anggota SPKA dari berbagai Daop, termasuk melibatkan anak perusahaan dan juga PT INKA di Madiun. Untuk catur, pertandingan diikuti 12 tim yang akan diikutkan dalam Pekan Olahraga Kereta Api (Porka) 2025.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang, KAI Bandara Siapkan 50 Perjalanan ke YIA saat Nataru
"Kegiatan ini diharapkan menjaga eksistensi serta melatih akal sehat insan Kereta Api," tandasnya.
Ditambahkan, Ketua Rail Chess Indonesia, Ayep Hanapi, klub tersebut dibentuk saat ini. Klub tersebut mewadahi potensi anggota SPKA di cabang olahraga (cabor) Catur.
"Jadi selain bekerja, para serikat kerja memiliki kegiatan positif lain yang bermanfaat dalam mendukung pekerjaan mereka," ujar dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Sambut Hangat Kunjungan Famtrip Budaya Travel Agent Tiongkok
-
Muaythai Kelas Dunia Bakal Guncang Candi Prambanan di 2026, Sensasi Duel Berlatar Warisan Dunia!
-
Sisi Kelam Kota Pelajar: Sleman Jadi 'Sarang' Narkoba, Mahasiswa Incaran Jaringan Via Instagram
-
Alarm! Pakar UGM Sebut Gen Alpha Rentan Depresi Akibat Digital, Orang Tua Wajib Tahu