SuaraJogja.id - Pemerintah mulai membuka tol Jogja-Solo pada libur panjang Natal dan Tahun Baru (nataru) 2025. Berdasarkan data Jasa Marga, selama 20-28 Desember 2024 tercatat jumlah kendaraan yang melintasi Tol Jogja-Solo ruas Prambanan telah mencapai 113.686 kendaraan.
Meski banyak wisatawan masuk ke Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi, kondisi ini nampaknya belum banyak berpengaruh pada jumlah penumpang Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) yang masuk ke kota ini pada libur Nataru. Diperkirakan hingga akhir libur Nataru pada 5 Januari 2025 mendatang, terjadi kenaikan volume penumpang hingga 16,9 persen.
"Volume pengguna Commuter Line selama Nataru 2024-2025 di Wilayah 6 Yogyakarta diprediksi sampai 617.770 orang, atau naik 16,94 persen jika dibanding masa Nataru 2023-2024 yaitu sebanyak 528.284 orang," papar Manager Area 6 Yogyakarta Kereta Commuter Indonesia (KCI), Adli Hakim Nasution di Yogyakarta, Senin (30/12/2024).
Menurut Adli, alih-alih menjadi pesaing KRL, keberadaan tol Jogja-Solo justru jadi alternatif transportasi bagi wisatawan masuk ke Yogyakarta. Pergerakan penumpang KRL masih tinggi setiap hari selama Nataru yang mencapai 28 ribu- 32 ribu orang per hari.
Baca Juga: Antisipasi Macet Libur Natal dan Tahun Baru, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Parangtritis
Kapasitas KRL pun masih cukup memadai untuk menampung penambahan jumlah penumpang selama Nataru. Karenanya meski ada pilihan tol, KRL masih jadi pilihan bagi wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta selama Nataru tahun ini.
Apalagi KCI memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang agar terhindar dari pelecehan seksual dengan memasang CCTV Analytic atau pengenal wajah di sejumlah stasiun di Yogyakarta. Pemasangan CCTV Analytic inui akan dipasang pada semester 1 tahun 2025.
"CCTV analytic akan kita pasang tidak hanya di Stasiun Yogyakarta saja, tetapi di stasiun-stasiun yang ramai. Kita targetkan pada semester satu 2025," jelasnya.
Sementara Dirut PT KCI, Asdo Artrivianto mengungkapkan volume KRL Jogja-Palur mengalami peningkatan yang cukup signifikan biasanya pada akhir pekan dan libur panjang. Kondisi ini berbeda dengan di Jakarta yang justru penuh saat hari-hari biasa.
"Kedatangan dan keberangkatan tertinggi ada di Stasiun Yogyakarta, dengan data lebih banyak orang dari Solo ke Jogja, terlihat dari angka kedatangan dan keberangkatan," jelasnya.
Baca Juga: Siap Tanggap Darurat Medis, Kulon Progo Kerahkan Ambulans & Tenaga Kesehatan di Posko Nataru
Karenanya penambahan fasilitas seperti CCTV Analytic dilakukan. Sebab sempat terjadi kasus pelecehan seksual di salah satu stasiun. Pelaku yang sudah berhasil ditangkap dan dilarang menggunakan KRL sempat mencoba beraksi kembali dengan menyamar.
"Laki-laki nyamar pakai masker, pakai kacamata tetap ketahuan. Dia sempat masuk ke toilet perempuan, setelah kita periksa ternyata laki-laki. Karenanya kami akan pasang CCTV Analytic di semua stasiun, kalau ada pelecehan seksual, laporan jelas, langsung wajahnya kita masukkan ke system. Diblacklist naik KRL," imbuhnya.
Berita Terkait
-
InJourney Transformasi TMII Jadi Salah Satu Destinasi Favorit Indonesia, Kunjungan Libur Nataru Tembus 300 Ribu Orang!
-
Ini Alasan Sebenarnya Stasiun Karet Ditutup, Biar Perjalanan Kereta Bandara Cuma 40 Menit
-
Kapan Stasiun Karet Resmi Ditutup? Ini Jawaban KCI
-
Stasiun Karet Akan Ditutup Februari 2025, Penumpang KRL Ini Mulai Resah
-
Jakarta Menuju Kota Global, Pengamat Sarankan Transportasi Rel Jadi Prioritas Utama
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Bela Timnas Belanda
- Penggunaan Kata 'Para' Gibran Dibandingkan dengan 'Fon' Anies, Warganet: Baru Tau Kalau...
- Blak-blakan Felix Siauw Akui Tak Suka Ustaz Adi Hidayat: Merepotkan Ini Orang...
- Sikap Gibran Tak Beri Sambutan Lagi Jadi Sorotan, Lebih Suka Diajak Selfie
- Jay Idzes: Ini Gila, Saya Bermimpi....
Pilihan
Terkini
-
Asosiasi Gabungan Penguasaha Apresiasi Keputusan Pemerintah Soal PPN 12 Persen hanya untuk Barang Mewah
-
Belanja Wisatawan yang Berkunjung ke Sleman Berkisar Rp1,778 Juta, Paling Tinggi dari Australia
-
Berambisi Menang Lawan Persekat Tegal, Pelatih PSIM Yogyakarta: Bisa Jadi Jalan Pembuka ke Babak Delapan Besar
-
Kasus PMK Kembali Merebak, Dosen Peternakan UGM: Pemerintah Lengah
-
Sambut Putusan MK Soal Presidential Treshold, DPD RI: Pengusulan Capres Jalur Independen Perlu Diwacanakan Juga